Menlu Jerman: Jangan Menyia-nyiakan Kesempatan Terakhir, Iran!

Baca Juga

MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas mendesak Iran untuk tidak menyia-nyiakan jendela kesempatan terakhir. Apa yang sang Menlu maksud adalah terkait Pakta Nuklir Iran 2015.

Diketahui, sejumlah negara berusaha mempertahankan Pakta Nuklir Iran 2015. Negara adidaya, Amerika Serikat di bawah presiden baru, Joe Biden bahkan berencana membawa Paman Sam kembali ke perjanjian yang Presiden Donald Trump tinggalkan tahun 2018.

Pertemuan virtual pihak-pihak dalam Pakta Nuklir 2015, pada Senin (21/12), merupakan yang pertama di tingkat menteri luar negeri dalam setahun belakangan ini. Pertemuan ini terjadi karena Pakta Nuklir 2015 yang disebut Menlu Jerman sebagai spiral ke bawah, disebabkan oleh tekanan Paman Sam yang kuat terhadap Iran dan pelanggaran perjanjian yang mereka lakukan.

Sementara negara-negara yang tersisa yang menandatangani Pakta Nuklir 2015, di antaranya, Jerman, Prancis, Inggris, Cina, dan Rusia. Sederet negara ini berusaha keras mencegah runtuhnya perjanjian tersebut pasca keluarnya AS.

Tiga kekuatan Eropa menyatakan harapan mereka, perubahan administrasi di Washington dapat membawa AS kembali ke Pakta Nuklir Iran 2015. Hal ini bertujuan untuk mencegah Teheran mengembangkan program bom nuklir, suatu hal yang Iran akui takkan hentikan.

Rumitnya, Iran saat ini melanggar sebagian besar batasan utama yang ditetapkan dalam perjanjian, termasuk jumlah uranium yang diperkaya dan diizinkan untuk ditimbun dan kemurnian yang diberi izin untuk memperkaya uranium.

Pernyataan bersama yang dirilis setelah pertemuan Senin, mengatakan peserta dalam Pakta Nuklir 2015 yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama atau JCPOA menegaskan kembali komitmen mereka untuk menjaga perjanjian dan membahas fakta bahwa implementasi penuh dan efektif JCPOA oleh semua tetap penting.

“Kami berdiri di persimpangan jalan hari ini,” kata Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas seraya menambahkan bahwa kesepaktan tersebut akan bertahan atau sebaliknya akan ditentukan dalam beberapa pekan dan bulan mendatang, melansir Associated Press.

“Untuk memungkinkan pemulihan hubungan di bawah kepemimpinan Biden, tidak boleh lagi ada manuver teknis seperti yang telah banyak kita saksikan akhir-akhir ini. Mereka tidak akan melakukan apa-apa selain merusak kesepakatan. Peluang yang sekarang ditawarkan –jendela kesempatan terakhir ini- tidak boleh disia-siakan. Kami membuatnya sangat jelas hari ini, khususnya untuk Iran,” sambungnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pemimpin Terpilih Pilkada 2024 Diharapkan Menyatukan Aspirasi Semua Pihak

Jakarta - Presiden Prabowo Subianto mengatakan bahwa pemimpin daerah yang terpilih dalam Pilkada Serentak 2024 harus mampu menyatukan seluruh...
- Advertisement -

Baca berita yang ini