MATA INDONESIA, JAKARTA – Terkait momentum Presidensi G20, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi peran The Access to Covid-19 Tools Accelerator (ACT-A). Lembaga ini berperan mengatasi kesenjangan penanganan wabah global di seluruh belahan dunia.
Hal itu, sesuai dengan langkah upaya Indonesia yang tengah menggaungkan perbaikan arsitektur kesehatan global. ”Mendorong pengembangan dan akses yang berkeadilan terhadap obat, alat diagnostik, dan vaksin Covid-19,” kata Presiden Joko Widodo, Kamis 10 Februari 2022.
ACT-A merupakan bagian penting arsitektur kesehatan dunia. ”ACT-A merupakan bagian penting arsitektur kesehatan dunia, sekaligus bukti nyata manfaat multilateralisme. Ke depannya, peran ACT-A masih sangat dibutuhkan, termasuk untuk menjembatani ketimpangan vaksinasi global. No one is safe until everyone is,” ujar Presiden.
Adanya kesamaan itu, Presiden Jokowi juga mengajak negara-negara dan donor untuk memperkuat dukungannya terhadap ACT-A. Sebagai Presidensi G20, Indonesia menjadikan penguatan arsitektur kesehatan dunia sebagai salah satu agenda prioritas.
”Dunia harus lebih siap dan lebih tanggap terhadap krisis kesehatan. Setiap negara, harus memiliki kesempatan yang sama untuk mempersiapkan diri dari ancaman pandemi berikutnya,” ujar Jokowi.
Ia menyebut bahwa berbagai pembenahan dan penguatan kapasitas negara berkembang harus mendapatkan perhatian khusus. ”Negara berkembang, harus menjadi bagian dari rantai pasok suplai obat, vaksin, dan peralatan kesehatan. Untuk itu, kerja sama, riset, investasi, dan transfer teknologi mutlak terjadi,” ujar Presiden.
Menurut Presiden Jokowi, solidaritas dan kerja sama adalah kunci untuk keluar dari pandemi dan membangun arsitektur kesehatan dunia yang lebih tangguh.
“Peran G20 sangat penting dalam membangun arsitektur kesehatan dunia, termasuk dalam mendorong dukungan pembiayaan kesehatan bagi negara berkembang. Recover together, recover stronger,” kata Jokowi.
Access to Covid-19 Tools Accelerator adalah kolaborasi global yang inovatif untuk mempercepat pengembangan, produksi, dan akses yang adil terhadap tes, perawatan, dan vaksin Covid-19. ACT-A muncul pada akhir April 2020, pada acara Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Presiden Prancis, Presiden Komisi Eropa, dan Yayasan Bill & Melinda Gates.