Mata Indonesia – Debat capres sudah usai dilaksanakan, meski begitu momen debat ketiga capres masih menarik dibahas. Tak jarang sisi lain isi debat tersebut diungkit para pendukung termasuk juga netizen Indonesia di media sosial.
Mengulas hasil debat kandidat capres pada 12 Desember 2023 sejumlah catatan pun mencuat dari beberapa tim pemenangan, bahkan pengamat politik juga ikut bersuara dengan performa Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.
Ganjar Pranowo
Lama menjabat di pemerintahan sebagai Gubernur Jawa Tengah, Ganjar nyaris tak bercelah ketika diserang dua kandidat soal tema pemerintahan termasuk kebijakan yang dinilai berat sebelah.
Pengamat politik Universitas Gadjah Mada (UGM), Arya Budi tak menampik tiga kandidat tersebut termasuk Ganjar memiliki keunggulan dan kekurangan.
“Jadi itu jadi ada satu kelebihan di aspek tertentu dan kekurangan di aspek lain. Saya gak bisa hitam putih siapa yang lebih unggul ya,” sebut Arya, Jumat 15 Desember 2023.
Menurut Arya, Ganjar Pranowo lancar dalam menjawab pertanyaan termasuk tema yang dihadirkan panelis. Pasalnya, Ganjar lebih menampilkan track record dan hasil kerja yang ia lakukan sejak menjabat di pemerintahan.
“Ganjar lebih konsisten terkait program dan isu yang disajikan dalam debat tersebut,” kata dia.
Anies Baswedan
Dialektika dan retorikan mantan Mendikbudristek memang boleh diacungi jempol. Sejumlah pertanyaan panelis yang disampaikan KPU mampu dijawab dengan baik.
“Anies punya artikulasi yang cukup retorik ya. Retorik itu artinya dia berbicara tak terlalu belepotan,” kata Arya.
Di sisi lain, sentilan Anies bahkan sindiran halus yang dilakukannya terhadap dua kandidat capres juga memang sudah terukur. Bahkan muncul sentilan orang dalam yang ditujukan kepada paslon nomor urut 2 di mana cawapresnya lolos dengan cara yang diperdebatkan di tubuh MK.
Kendati begitu, Anies juga tak sarat sindiran usai pernyataan tersebut ia lontarkan. Anies diingatkan terhadap program Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) saat ia masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Prabowo Subianto
Capres nomor urut 2, memang terukur ketika menyampaikan pendapat serta pertanyaan kepada lawan-lawannya. Tak jarang, Prabowo bertindak sebagai pemecah ketegangan, dengan beberapa joget ‘Gemoy’ yang akhir-akhir ini menjadi identitasnya.
Terlepas dari itu, Arya Budi menilai Prabowo sedikit keteteran dalam debat perdana itu. Meski cukup menguasai isu, balasannya tak tepat sasaran dan justru mengaburkan esensi debat tersebut.
“Sementara Prabowo kita belum cukup bisa menangkap apa yang sebenarnya akan dikerjakan karena narasinya lebih ke respon-respon general yang umum yang bersatu dan seterusnya sementara programnya belum cukup dielaborasi,” terang dia.
Prabowo bahkan diingatkan untuk mengurangi gimmick tarian yang justru menjadi ketidakpercayaan warga terhadap sosok pemimpin. Bukan tanpa alasan, tarian tersebut kurang begitu pas jika dilakukan dalam kondisi acara yang serius.
Pakar psikologi forensik Reza Indrari Amriel mengatakan, keberulangan joget ‘gemoy’ Prabowo, tanpa memperhatikan konteks acara, bersamaan dengan pernyataan-pernyataan yang kurang tegas, menimbulkan kekhawatiran terkait fungsi eksekutif Prabowo.
“Nah fungsi eksekutif ini berkaitan dengan kemampuan seseorang mengelola informasi dan membuat keputusan yang kokoh,” kata dia.
Selanjutnya debat kedua yang digelar KPU RI akan berlangsung pada 22 Desember 2023. Setelah capres yang unjuk gigi, para cawapres masing-masing nomor urut akan bertarung pekan depan.
Tema debat ini di antaranya, membahas pertahanan, keamanan, geopolitik, dan hubungan internasional.