Mengenal H10N3, Virus Flu Burung Langka di Cina

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pemerintah Cina telah melaporkan ditemukannya kasus pertama penularan flu burung oleh strain virus langka H10N3. Komisi Kesehatan Beijing (NHC) mengemukakan bahwa kasus pertama itu ditemukan di kota Zhenjiang.

Namun setelah dilakukan penelurusuran ternyata tidak ditemukan kasus serupa dan risiko penularannya pun sangat rendah. Hal ini juga mengacu pada penelurusan WHO yang menyebut bahwa tidak ditemukan kasus serupa pada penduduk lokal lainnya.

Secara umum, virus H10N3 merupakan salah satu virus yang menyebabkan penyakit flu burung karena masih ada virus lain yang menyebabkan penyakit sama. Meski penularan dari hewan ke manusia relatif jarang terjadi namun penyakit flu burung bisa menimbulkan kematian seperti pada kasus strain virus flu burung H7N9.

Selain itu, virus ini tergolong langka karena hanya ditemukan sekitar 160 isolat virus dalam 40 tahun terakhir hingga 2018. Hal ini dikemukakan oleh Filip Claes, coordinator laborotarium regional dari Pusat Darurat FAO untuk Penyakit Hewan Lintas Batas di kantor regional untuk Asia dan Pasifik.

Adapun, kasus ini pertama kali ditemukan menular pada satu orang sehingga tidak terlalu mengkhawatirkan bagi para ahli. Meski demikian, mereka akan tetap waspada.

Kewaspadaan ini dilatarbelakangi dengan virus flu yang bisa bermutasi sangat cepat dan bercampur dengan strain virus lain yang bersikulasi di peternakan atau dibawa oleh burung yang sedang bermigrasi. Mengutip dari Indian Express, potensi virus yang mengubah genetik virus mungkin bisa mengancam manusia.

Hingga saat ini WHO masih melihat belum ada indikasi virus ini menular antar manusia, maka risiko penularan dalam skala besar kemungkinan kecil terjadi.

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Investasi dan Hilirisasi sebagai Kunci Wujudkan Pemerataan Ekonomi Nasional

Jakarta - Target pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen dalam lima tahun...
- Advertisement -

Baca berita yang ini