MATA INDONESIA, JAKARTA – Cyber surveillance dan reconnaissance secara garis besar memiliki pengertian sebagai upaya untuk melakukan pengintaian. Tidak hanya itu, tujuan dari dua upaya ini juga memiliki orientasi yang serupa yakni untuk mendapatkan informasi.
Hal ini dikemukakan oleh Chairman CISSRec Communication and Information System Security, Dr Pratama Dahlian Pershada dalam acara Cyberworld dengan topik ‘Cyber Surveillance dan Reconnaissance’ yang akan segera tayang di Mata Milenial Indonesia TV.
Adapun, baik cyber surveillance maupun reconnaissance juga dikenal sebagai upaya untuk mengawasi pergerakan dari pihak lain. Hal ini tidak hanya menyasar ke sektor pemerintahan namun sudah merambah ke sektor publik.
Para pelakunya pun juga bisa berasal dari aktor negara dan non-negara yang bergerak sesuai dengan kepentingannya masing-masing. Melihat ini, Dr Pratama mengimbau khususnya kepada pemerintah untuk terus memperkuat perlindungan data-datanya dari pihak lain yang terindikasi melakukan cyber surveillance dan reconnaissance.
Pratama menilai bahwa sudah sepatutnya pemerintah membenahi keamanan sibernya terlebih dahulu sebelum bergerak untuk melindungi data-data pribadi warganya.
Lalu, apa langkah bijak yang seharusnya bisa dilakukan oleh pemerintah untuk melindungi warga negaranya dari upaya cyber surveillance dan reconnaissance? Dan apa yang bisa dilakukan tiap individu jika terdampak cyber surveillance dan reconnaissance?
Maka, untuk mengetahuinya dengan jelas, saksikan program Cyberworld hanya di Mata Milenial Indonesia TV.
