Mengejutkan! Sriwijaya Air Copot Orang Garuda Indonesia dari Dewan Direksi

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Dewan Komisaris PT Sriwijaya Air memutuskan untuk memberhentikan 3 direksi, termasuk Direktur Utama perusahaan.

Ketiga orang tersebut adalah direksi yang diambil dari pejabat di Garuda Indonesia. Padahal, awal tahun ini Garuda Indonesia telah mengambil alih operasional Sriwijaya Air.

Ketiga orang yang diberhentikan adalah Joseph Adrian Saul selaku Direktur Utama, Harkandri M Dahler selaku Direktur Human Capital and Service serta Joseph Dajoe K Tendean selaku Direktur Komersial.

Joseph Andrian Saul sebelumnya menjabat sebagai General Manager Garuda Indonesia di Denpasar, kemudian Joseph Dajoe sebelumnya menjabat sebagai Senior Manager Anciliary Garuda Indonesia, sedangkan Harkandri M Dahler sebelumnya menjabat sebagai Direktur Personalia Garuda Maintenance Facility.

Diberitakan sebelumnya, Keputusan Dewan Komisaris Sriwijaya Air pada Senin 9 September 2019 kemarin memberhentikan sementara Joseph Adriaan Saul selaku Direktur Utama PT Sriwijaya Air, Harkandri M Dahler selaku Direktur Human Capital and Service Sriwijaya Air, dan Joseph K Tendean selaku Direktur Komersial Sriwijaya Air.

Kemudian, dewan komisaris juga memutuskan untuk mengangkat Anthony Raimond Tampubolon selaku Plt Direktur Utama, Plt Direktur Human Capital & Service dan PLt Direktur Komersial.

Dalam surat itu juga diumumkan bahwa Anthony Raimond memberikan surat kuasa kepada Robert D Waloni sebagai pelaksana tugas harian Direktur Utama Sriwijaya Air, dan surat kuasa kepada Rifai sebagai pelaksana tugas harian Direktur Komersial PT Sriwijaya Air.

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini