Membangkitkan Ekonomi dengan Memberdayakan Perempuan

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Jumlah perempuan di Indonesia sekarang ini mencapai 49,5 persen dari total penduduk yang mencapai 273 juta. Dengan memberdayakan perempuan sesuai potensinya, harapannya bisa membawa ekonomi Indonesia menjadi lebih baik.

Untuk mendukung terciptanya kesetaraan gender, butuh peran negara di dalamnya. Kepedulian negara kepada perempuan dengan memberi ruang bagi perempuan untuk terus berkarya.

Peran perempuan di Indonesia mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Hal tersebut terbukti dari meningkatnya jumlah angka kerja perempuan di berbagai bidang pembangunan.

Sebut saja adanya kebijakan afirmasi terkait alokasi 30 persen bagi legislator perempuan. Terbentuknya kelembagaan terkait peran perempuan seperti Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak/Komnas Perempuan. Dan legislasi untuk melindungi perempuan dan anak.

Presidensi G20 Indonesia 2022 tak luput dari penguatan peran perempuan. Dalam memulihkan krisis global pascapandemi Covid-19. Kesetaraan gender, keterlibatan perempuan dalam ekonomi lokal, dan digitalisasi ekonomi. Semuanya menjadi isu utama selama G20.

Forum Merdeka Barat (FMB) 9 Kementerian Kominfo, pada Kamis 14 Juli 2022 menggelar sebuah diskusi secara daring bertajuk “Perempuan Berdaya untuk Pulih Bersama”.

Hadir sebagai narasumber Lenny N Rosalin, selaku Ketua Umum Panitia Nasional Ministerial Conference on Women’s Empowerment (MCWE) G20 2022 Lenny N Rosalin dan Maudy Ayunda sebagai Tim Juru Bicara G20.

Perempuan mempunyai hak yang sama dengan para laki-laki.

Untuk itu, penting sekali untuk semua pihak terus mendukung terciptanya kesetaraan gender. Lenny Rosalin menegaskan, pentingnya peran serta perempuan dalam berbagai bidang, termasuk ekonomi.

Pasalnya saat ini tingkat partisipasi perempuan di tempat kerja masih rendah. Mencapai 54 persen, sedangkan laki-laki sudah 82 persen.

”Kita harus mengejar ketertinggalan ini. Memberikan kesempatan kepada perempuan. Hasil studi juga menyebutkan, kalau kita bisa memberdayakan perempuan. Sebetulnya produk domestik bruto (PDB) kita bisa naik. Studinya McKinsey Global menyebutkan, kalau kita bisa menaikkan partisipasi angkatan kerja perempuan 3 persen saja. PDB Indonesia bisa naik USD135 miliar di 2025,” kata Lenny.

Lenny Rosalin, yang juga merupakan Deputi Bidang Kesetaraan Gender, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menambahkan bahwa peran perempuan di Indonesia dalam berbagai bidang dari waktu ke waktu terus meningkat. Banyak bidang yang dulunya belum bisa dimasuki perempuan. Sekarang sudah bisa masuk ke dalamnya.

Namun masih ada yang menghambat perempuan untuk lebih berperan. “Seperti kita semua tahu. Salah satunya budaya masyarakat kita yang masih sebagian besar patriarki. Yang masih turut menghambat. Itu yang perlu kita dorong ke depan,” kata Lenny.

Maudy Ayunda menambahkan, negara yang maju dapat terbentuk dari rasa pedulinya terhadap berbagai isu. Salah satunya adalah isu pemberdayaan perempuan.  Menurut Maudy, negara harus peduli pada perempuan. Dan memberikan jalur-jalur yang dapat mendukung terciptanya kesetaraan gender.

Pada Presidensi G20 Indonesia tahun ini, Indonesia mendorong isu-isu tersebut melalui aliansi G20 Empower. Dan Engagement Group Women20 atau W20.

G20 Empower merupakan inisiatif Indonesia. Berupa aliansi para pemimpin sektor swasta dan pemerintah untuk bersama memberikan pendampingan. Dan mendukung kemajuan pemimpin perempuan.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini