MATA INDONESIA, DONETSK – Serangkaian ledakan kembali terdengar di wilayah Donetsk – yang dikuasai pemberontak dalam dua hari beruntun. Beberapa ledakan terdengar di pusat kota yang dikuasai separatis.
Tidak jelas apa yang menyebabkan ledakan itu, dan tidak ada komentar langsung dari kelompok separatis atau pihak berwenang Ukraina. Tetapi, ledakan itu terjadi setelah muncul laporan tentang hampir 2.000 pelanggaran gencatan senjata di Ukraina timur.
Rekaman dan gambar yang beredar luas di media sosial menggambarkan kekerasan di Ukraina timur, yang telah menampung konflik antara pemerintah Ukraina dan pasukan separatis sejak 2014.
Beberapa contoh penembakan di Donetsk dan negara tetangga Luhansk – sekarang menjadi sarang ketegangan antara Rusia dan Barat, telah dicatat oleh otoritas pemantau.
Sebuah bom menghantam mobil di luar gedung resmi di Kota Donetsk pada Jumat (18/2), diikuti oleh dua ledakan di Kota Luhansk pada Sabtu (19/2) pagi waktu setempat.
Pusat Informasi Luhansk mengatakan salah satu ledakan terjadi di saluran gas alam dan mengutip saksi mata yang mengatakan ledakan lainnya terjadi di stasiun layanan kendaraan.
Melansir The Independent, evakuasi massal kaum perempuan, anak-anak, dan orang tua dari wilayah yang dikuasai pemberontak ke negara tetangga Rusia telah diluncurkan.
Kepala negara Republik Rakyat Donetsk, Denis Vladimirovich Pushilin, mengatakan mereka dipindahkan ke tempat yang aman untuk menghindari penembakan oleh pasukan Ukraina.
Itu terjadi setelah pemantau Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) mencatat 1.400 ledakan dan satu korban sipil di wilayah Donetsk dan Luhansk pada Jumat lalu.
Sementara itu, Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson memperingatkan, semua tanda ada bahwa Rusia telah memulai rencana untuk menyerang Ukraina.
“Saya khawatir itulah yang ditunjukkan oleh bukti, dan tidak ada yang memolesnya, tidak menyembunyikannya. Faktanya, semua tandanya adalah bahwa rencana itu dalam beberapa hal telah dimulai,” kata PM Boris Johnson kepada program Sunday Morning BBC.
“Itulah yang dipikirkan teman-teman Amerika kami dan Anda melihat provokasi ini sekarang di Donbas – ledakan ini dan seterusnya – yang telah kami peringatkan sejak lama,” sambungnya.