MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Presiden Meksiko, Andrez Manuel Lopez Obrador memperketat kebijakan terkait imigrasi. Kebijakan ini berhasil mencegah migran asal Amerika Tengah melintasi Meksiko untuk mencapai perbatasan Amerika Serikat.
Meksiko mengirim petugas Garda Nasional dan agen imigrasi ke perbatasan selatan yang berbatasan dengan Guatemala. Hal ini demi mencegah rombongan migran memasuki Meksiko dan menahan mereka yang berhasil menyeberang.
“Kami telah melindungi para migran, tidak ada pelanggaran hak asasi. Sekarang mereka terdaftar, mereka dilindungi, sehingga mereka tidak masuk melalui selatan dan menjadi korban penjahat,” kata Lopez Obrador, melansir US News.
López Obrador membantah bahwa pemerintah AS menekan Meksiko untuk memberlakukan pembatasan, termasuk kebijakan ‘Tetap di Meksiko’ pada pencari suaka yang secara resmi dikenal sebagai Migrant Protection Protocols.
Sebagai catatan, kebijakan tersebut mengirim pencari suaka dari negara lain kembali ke Meksiko, sementara mereka menunggu tanggal pengadilan atas permintaan AS.
“Itu merupakan keputusan kami sendiri, kami yang membuat, dan pemerintah asing tidak memaksakan apa pun kepada kami,” sambung sang Presiden.
Migran menjadi masalah krusial lain yang dihadapi oleh Meksiko dan Paman Sam. Presiden AS terpilih, Joe Biden sendiri telah berjanji akan mengakhiri beberapa kebijakan Presiden Donald Trump yang paling diperdebatkan.
Larangan datang ke AS, pembatasan pencari suaka, dan pengungsi, memisahkan anggota keluarga, serta dorongan penghapusan program DACA merupakan beberapa kebijakan imigrasi Presiden Trump yang dijanjikan Presiden AS terpilih, Joe Biden akan batalkan.