Megawati Minta Jokowi Pegang Komando Penanganan Bencana

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Banyaknya pemimpin di daerah yang tidak memiliki kesadaran terkait penanganan bencana membuat  Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri kesal.

Ia mengatakan, dirinya pernah meminta agar Presiden Joko Widodo langsung memegang komando penanganan apabila terjadi bencana di Indonesia.

”Saya bilang pada Pak Presiden, Bapak lah yang namanya kepala negara Presiden Republik Indonesia yang harus langsung karena ini persoalannya adalah extraordinary,” kata Megawati saat berpidato dalam Pelatihan Bencana Gempa Bumi dan Tsunami PDI Perjuangan yang ditayangkan akun YouTube PDI Perjuangan, Rabu 4 Agustus 2021.

Akibatnya, apabila terjadi bencana di sebuah daerah, tidak ada kejelasan mengenai siapa pemegang komando penanganan bencana di daerah tersebut.

”Monggo, dengan segala hormat, saya tidak berniat untuk sok tahu atau apa, inilah kelemahan kita, ketika kejadian kan terjadi kelumpuhan, seperti di Palu,” kata Megawati.

Megawati pun mengaku sudah pernah berpesan kepada Jokowi untuk menaruh perhatian terhadap potensi-potensi bencana alam yang dapat terjadi di Indonesia.

“Saya bicara kepada presiden, kalau bapak ngomong new normal akibat pandemi ini, maka antara lain kita akan memang masuk ke dalam sebuah tatanan new normal, antara lain apa? Urusan mengikuti bencana-bencana ini,” kata dia.

Presiden kelima RI itu menambahkan, perlu ada gotong royong dari semua pihak untuk menyelamatkan sesama manusia apabila sedang terjadi bencana.

Megawati juga menyoroti kegiatan pelatihan untuk pertolongan maupun penanganan bencana di Indonesia masih sangat minim. ”Saya melihat, mohon maaf, dari bagian keamanan dan pertahanan Republik ini, kalau buat saya kan kurang sekali ada pelatihan. Ya TNI, ya Polri, ya Basarnas, ya BNPB, ya saya kalau partai Baguna (Badan Penanggulangan Bencana PDI-P),” kata Megawati

Megawati menuturkan, pelatihan sangatlah penting karena menurutnya apa yang terjadi di lapangan tidak semuanya sesuai dengan teori-teori yang ada. Selain itu, kata Megawati, tanpa latihan maka kekuatan orang menjadi tidak terukur. “Saya bilang, lah kamu enggak bisa berenang mau tolong orang tenggalam, terus ya kamau sendiri yg melu (ikutan) tenggelam,” ujar Megawati.

Presiden kelima RI itu pun heran mengapa kegiatan pelatihan untuk penanganan bencana di Indonesia masih sangat sedikit. “Saya sendiri tidak tahu anggarannya berapa, tapi kan itu kan bisa dibicarakan ke DPR, bahwa pelatihan-pelatihan itu harus sebenarnya,” kata Megawati.

Ia pun mengaku tidak ambil pusing apabila pernyataannya ini mengundang beragam reaksi dari masyarakat. Menurut dia, apa yang ia sampaikan bertujuan untuk memastikan nyawa-nyawa manusia yang terdampak bencana dapat diselamatkan.

Megawati juga mengatakan, dirinya kini seolah-olah menjadi seorang konsultan di bidang bencana karena kerap diminta berbagi pengalaman dalam menangani bencana alam maupun konflik. ”Saya ini orang yang senang guyon sama diri sendiri. Saya bilang sama diri saya sendiri, lama-lama kok saya jadi konsultan ya, konsultan yang namanya bencana ya, karena kok kayaknya yang mau ngomong soal bencana kok susah banget,” kata Megawati

Dengan nada bercanda, Megawati menyebut dirinya pernah menceritakan hal itu kepada Presiden Joko Widodo. ”Jadi beliau kalau saya sudah begitu pasti terpingkal-pingkal, ‘ibu ini ada saja’,” kata Megawati meniru ucapan Jokowi.

Ia mengatakan, dirinya tetap mau bercerita soal pengalamannya menangani pandemi sebagai bentuk kewajiban warga negara.  Ia pun menyinggung pernyataan Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang menyebut wilayah DKI Jakarta diprediksi akan tenggelam dalam waktu 10 tahun ke depan. ”Saya guyon sama Pak Sekjen, aku ini kok jadi konsultan, tapi ga dibayar lho, To. Hanya untuk menggembirakan diri saya sendiri. Karena apa, ini kewajiban saya sebagai warga bangsa Indonesia, saya enggak mau negaraku kelelep,” ujar Megawati.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Tol Baru, Tantangan Baru: Polisi Siapkan Strategi Hadapi Kepadatan di Jogja saat Nataru

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tol Jogja-Solo segmen Klaten-Prambanan dipastikan mulai beroperasi secara fungsional selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025. Kehadiran tol ini diperkirakan akan meningkatkan jumlah kendaraan yang masuk ke wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Untuk mengantisipasi kepadatan, polisi lalu lintas telah mempersiapkan sejumlah rekayasa lalu lintas.
- Advertisement -

Baca berita yang ini