MATA INDONESIA, JAYAPURA – Masyarakat Kampung Wambena, Kabupaten Jayapura, Papua saat ini belum mendapat suplai listrik yang memadai. Kepala Kampung Wambena, Aser Demetouw pun berharap Perusahaan Listrik Negara (PLN) memasang aliran listrik untuk menerangi kegiatan ekonomi dan kegiatan hidup masyarakat di kampung tersebut.
“PLTA yang selama ini menjadi sumber tenaga listrik untuk menerangi kampung itu sudah dua tahun belakangan ini tidak bisa lagi dimanfaatkan karena mengalami kerusakan,” ujarnya, dikutip Sabtu 13 November 2021.
Ia mengungkapkan bahwa masyarakat di kampung Wambena sangat membutuhkan aliran listrik dari PLN.
Ia menyebutkan, dalam kurun waktu hampir lebih dari 25 tahun belakangan ini masyarakat di kampung yang dipimpinnya itu mengandalkan penerangan dari sumber listrik PLTA. Meskipun begitu sering kali peralatan yang menjadi pembangkit dari PLTA ini seringkali mengalami kerusakan.
Bahkan untuk membiayai perbaikannya mengeluarkan dana yang tidak sedikit. Pihaknya juga mengaku sangat bersyukur, karena sudah mendapatkan fasilitas tersebut meskipun hanya digunakan untuk penerangan saja.
“Selama ini PLTA kami pakai untuk penerangan saja, dan pastinya kami sangat bersyukur. Tetapi, saat ini kami menginginkan agar PLN yang bisa masuk ke kampung kami,” katanya.
Ia bercerita, sudah hampir dua tahun belakangan ini aliran listrik yang bersumber dari PLTA ini sudah tidak bisa lagi berfungsi, karena adanya kerusakan pada peralatannya. Pihaknya tengah berupaya agar aliran listrik dari PLN lah yang bisa dimanfaatkan masyarakat di kampung.
“Sebelumnya kami sudah pernah menyurat ke PLN, baik yang ada di provinsi termasuk juga yang ada di pusat. Tetapi, sampai saat ini belum ada jawaban. Kami tidak menyerah saat ini kami akan mengadakan rapat dan mengundang pihak PLN, termasuk DPRD Kabupaten Jayapura untuk membahas persoalan ini. Sehingga kami masyarakat Kampung Wambena juga bisa menikmati fasilitas listrik negara,” ujarnya.
Sejauh ini, untuk jaringan PLN sendiri sudah melewati kampungnya dan beberapa kampung tetangga juga sudah dialiri listrik PLN. Di kampung itu ada lebih dari 55 rumah. Belum lagi ditambah dengan beberapa rumah warga lainnya yang sedang dibangun. Namun itu juga dipastikan bertambah, karena dari rumah yang ada saat ini beberapa di antaranya ditempati oleh lebih dari 2 kepala keluarga (KK).