MINEWS, JAKARTA – Musim kemarau sudah dekat, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjadi ancaman serius, khususnya di daerah Riau.
Mencegah karhutla saat kemarau, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pun telah menyiapkan beberapa strategi khusus.
Dijelaskan Kasubdit Tanggap Darurat BNPB Budhi Erwanto, pihaknya akan terlebih dulu membaca pola dimulainya kemarau, lalu mengantisipasi penyebaran titik-titik api yang mulai muncul dan mengancam kebakaran di lahan gambut.
“Kita tidak mau ambil risiko kalau sudah terjadi kebakaran baru ditangani. Kami lebih memilih pencegahan dan penanganan dini,” kata Budhi di Jakarta, Selasa 5 Maret 2019.
BNPB juga telah menyediakan posko laporan karhutla di beberapa daerah rawan karhutla. Di samping itu, Budhi mengatakan pihaknya telah mengedarkan surat imbauan siaga darurat karhutla ke BPBD provinsi, seperti di Riau, Sumatera Selatan hingga Kalimantan.
Tak sebatas itu, BNPB juga meminta Kemendagri mengedarkan surat ke kepala daerah agar jangan memberi ampun untuk penagakan hukum bagi para pelaku karhutla.
Budhi menyebut saat ini ada beberapa kegiatan yang sedang berjalan, baik secara teknis maupun operasional pemdaman api melalui water bombing untuk wilayah terdampak. Kemudian teknologi modifikasi cuaca (TMC) hujan buatan juga berlanjut dan berjalan. Kepolisian juga sudah mengeluarkan surat edaran mengenai penegakan hukum untuk pelanggar yang melakukannya.
Budhi juga berharap daerah yang bisa menjadi tempat karhutla segera menetapkan status siaga darurat karhutla seperti di Riau dan Palembang, Sumatra Selatan. Sebab, dengan penetapan status siaga darurat artinya semua lintas sektoral seperti BPBD, Manggala Agni, kepolisian, hingga TNI mendapatkan kemudahan akses untuk memadamkan api.