MINEWS, JAKARTA-Perubahan yang semakin digital membawa perubahan pesat juga terhadap media sekarang ini. Media berubah ke era yang lebih digital. Informasi sangat cepat bisa diperoleh dengan cepat dan mudah. Bahkan, informasi dari dunia luar juga di dapat dengan mudah hanya dengan bantuan ibu jari, melalui sosial media.
Lalu bagaimana dengan pekerjaan jurnalis? apakah masih dibutuhkan meski sudah ada sosial media? pertanyaan ini mengemuka pada saat talk show Pameran Karya Jurnalistik yang digagas Teknik Grafika dan Penerbitan Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) 25 Oktober 2019 di Gedung Perpustakaan Nasional Jakarta.
Hadir sebagai pembicara pada talkshow tersebut Pemimpin Redaksi Mata Indonesia News (Minews.id) Irwan Ariefyanto dan Wakil Pemimpin Redaksi Okezone Fetra Harlandja.
Kedua pembicara ini meyakini bahwa pekerjaan jurnalis masih dibutuhkan di saat era disrupsi digital terjadi. ”Okezone masih membutuhkan banyak SDM untuk kebutuhan jurnalis,” ujar Fetra Harlandja.
Media dibawah MNC grup ini setiap tahun membuka kesempatan kepada mahasiswa baru jurnalistik untuk bergabung di timnya. Hal yang sama juga diutarakan Pimpinan Redaksi Mata Indonesia News (Minews.id) Irwan Ariefyanto.
Menurut Irwan, saat ini pertumbuhan media online di Indonesia cukup meningkat. ”Berdasarkan data Dewan Pers, sampai awal tahun 2019 jumlah media online atau siber diperkirakan mencapai angka 43.300,” ujarnya.
Belum lagi ada 1.166 media radio dan 394 media televisi. Pada 2015 lalu media radio mengalami penyusutan menjadi 674 media radio sedangkan televisi bertambah menjadi 523 media televisi.
”Jadi kebutuhan SDM di bidang ini masih besar, tak usah khawatir bagi lulusan prodi jurnalistik tak tersalurkan,” kata Ketua Program Studi Jurnalistik Politeknik Negeri Jakarta Zaenal Abidin.
Menurut Irwan saat ini ada empat hal yang menjadi tantangan di dunia jurnalistik. Pertama, perkembangan teknologi komunikasi. Kedua, perubahan pola penggunaan media. Ketiga, persaingan dengan media sosial. Keempat, berubahnya khalayak media.
”Dengan perubahan ini, mau tidak mau, media yang sudah ada melakukan perubahan platform,” kata Irwan.
Pameran karya jurnalistik yang digagas Teknik Grafika dan Penerbitan Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) ini dilakukan selama dua hari, yaitu pada 25-26 Oktober 2019.
Pameran bertema ‘Jurnalistik Itu Menyenangkan’ ini, menyediakan banyak foto, majalah, hingga infografis. Seluruhnya merupakan karya mahasiswa jurnalistik PNJ.
Ketua Program Studi Jurnalistik PNJ Zaenal Abidin mengungkapkan, seluruh karya yang ditampilkan di pameran tersebut melalui proses seleksi yang cukup ketat. Untuk karya foto saja, ada 200 karya yang harus disaring. Sehingga, hanya menyisakan 20 karya foto yang ditampilkan.