Mason Greenwood Bebas dari Tahanan dengan Jaminan

Baca Juga

MATA INDONESIA, MANCHESTER – Pemain Manchester United, Mason Greenwood dibebaskan dari tahanan dengan jaminan. Tapi, penyelidikan kasusnya tetap berjalan.

Kepolisian Greater Manchester merilis pernyataan bahwa pemain 20 tahun itu kini sudah dilepas dari tahanan dengan jaminan.

“Pria berusia 20 tahun yang diduga melakukan pemerkosaan dan kekerasan pada seorang wanita dilepaskan dari tahanan dengan jaminan sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut,” bunyi pernyataan kepolisian Greater Manchester, dikutip dari Sky Sports, Kamis 3 Februari 2022.

Kasus ini bermula saat Harriet mengunggah foto dirinya dalam kondisi babak belur dimana darah terlihat mengucur dari bibirnya. Foto itu dia unggah di Instagram Story, Minggu 30 Januari 2022. Tapi, foto itu sudah dihapus.

Tak hanya itu, Harriet juga mengunggah rekaman suara dirinya dan Greenwood. Dari rekaman itu diduga pemain jebolan akademi MU itu melakukan kekerasan seksual.

Dalam pengembangan penyelidikan, pihak berwenang Greater Manchester menduga pemain asal Inggris itu juga melakukan pengancaman pembunuhan.

“Detektif diberikan waktu tambahan lebih lanjut untuk berbicara dengan seorang pria berusia 20-an yang ditangkap karena dicurigai melakukan pemerkosaan dan penyerangan terhadap seorang wanita,” katanya.

“Menyusul penyelidikan sejauh ini, dia telah ditangkap lebih lanjut atas dugaan penyerangan seksual dan ancaman pembunuhan. Penyelidikan sedang berlangsung dan korban terus ditawarkan dukungan spesialis,” ungkapnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

PKL Teras Malioboro 2: Suara Ketidakadilan di Tengah Penataan Kawasan

Mata Indonesia, Yogyakarta – Sejak relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) dari Malioboro ke Teras Malioboro 2, berbagai persoalan serius mencuat ke permukaan. Kebijakan relokasi yang bertujuan memperindah Malioboro sebagai warisan budaya UNESCO justru meninggalkan jejak keresahan di kalangan pedagang. Lokasi baru yang dinilai kurang layak, fasilitas yang bermasalah, dan pendapatan yang merosot tajam menjadi potret suram perjuangan PKL di tengah upaya mempertahankan hidup.
- Advertisement -

Baca berita yang ini