MATA INDONESIA, JAKARTA – Sejak 2020 saat pandemi covid-19 melanda dunia, bisnis penerbangan begitu terpukul, tak terkecuali di Indonesia.
Tantangan besar di bisnis penerbangan masih dihadapi hingga saat ini, tak sedikit pula yang menyimpan pertanyaan kapan bisnis penerbangan kembali pulih seperti sebelum adanya pandemi.
Apalagi, bisnis penerbangan yang merupakan bagian penting di sektor transportasi, terkait juga dengan bisnis-bisnis lainnya yang pada akhirnya ikut menopang pertumbuhan ekonomi nasional.
Indonesia National Air Carriers Association (INACA) mencoba mencari rumusan lengkap untuk menjawab pertanyaan kapan bisnis penerbangan kembali normal. INACA saat ini tengah menyelesaikan white paper industri penerbangan nasional.
Ketua Umum INACA, Denon Prawiraatmadja, menjelaskan, dalam penyusunan white paper ini pihaknya telah melakukan kajian yang mendalam. Ia bekerja sama dengan para akademisi perguruan tinggi serta didukung juga oleh kementerian dan lembaga terkait industri penerbangan nasional.
”White paper ini adalah rilis resmi INACA berisikan tentang proyeksi kapan penerbangan nasional akan pulih seperti keadaan normal sebelum pandemi ini terjadi,” ujar Denon dalam keterangannya, Sabtu 27 Maret 2021.
Pada tahun 2018 dan 2019 jumlah penumpang angkutan udara di Indonesia mencapai 100 juta orang, bahkan sampai mencapai 115 juta penumpang dengan komposisi 80 persen domestik dan 20 persen internasional.
Denon mengatakan dalam penyusunannya yang di mulai sejak akhir tahun lalu, pihaknya telah melakukan sedikitnya tiga kali Focus Group Discussion (FGD) yang mengundang para ahli di bidangnya.
Pada FGD sesi pertama menghadirkan Kepala Satuan Tugas Penanganan Covid-19 dan juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Doni Monardo, lalu ada perwakilan dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Kementerian Kesehatan yang membahas tentang sejauh mana penanggulangan Covid 19 dilakukan dan juga pendistribusian vaksin.
Pada FGD berikutnya, INACA menghadirkan pembicara dari Kementerian Koordinator Perekonomian dan Kementerian Keuangan yang membahas tentang stimulus perpajakan dan bantuan pemerintah untuk sektor transportasi udara.
Kemudian pada FGD sesi ketiga menghadirkan pembicara dari Kementerian Perhubungan, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Luar Negeri dengan pembahasan seputar masalah transportasi, perizinan di daerah dan juga kerja sama penerbangan dengan negara lain.
”Dan pada FGD sesi empat yang terakhir nanti kami akan membahas hasil dari resume semua pembicara yang ada di setiap FGD yang telah dilakukan. Nanti akan dibacakan kesimpulan dari para pembicara kapan kondisi dunia penerbangan nasional akan kembali normal. Segera akan kita umumkan dalam waktu dekat,” katanya.
Ketua Dewan Pembina INACA, Irfan Setiaputra, menambahkan bahwa upaya pemulihan sektor industri penerbangan nasional yang saat ini dalam kondisi yang penuh dengan tantangan membutuhkan sinergitas dan soliditas seluruh ekosistem industri penerbangan.
Sinergitas itu diwujudkan salah satunya berkenaan dengan upaya pemulihan industri melalui momentum vaksinasi nasional.
Menurut Irfan, momentum vaksinasi tidak dapat dipungkiri menjadi salah satu turning point tersendiri dalam upaya meningkatkan confident dan trust masyarakat terhadap transportasi publik khususnya transportasi udara.
Hal tersebut tentunya dengan tetap disertai dengan komitmen penerapan protokol kesehatan secara konsisten pada seluruh lini operasional penerbangan.
“Kami sangat mengapresiasi langkah yang telah dilakukan oleh Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan yang turut memprioritaskan pemberian vaksinasi untuk pekerja industri penerbangan,” ujar Irfan yang saat ini menjabat sebagai Direktur Utama Garuda Indonesia itu.
Namun menurutnya, aspek safety merupakan sebuah persepsi bagi setiap individu, sehingga penting bagi industri penerbangan untuk saling berkolaborasi dalam membangun awareness masyarakat melalui serangkaian program sosialisasi serta penyesuaian fasilitas dan layanan dengan tujuan memastikan safety pengguna jasa terjaga dengan baik.
Irfan juga mengatakan melalui dukungan yang diberikan oleh pemerintah terhadap aspek kesehatan para pekerja industri penerbangan yang diiringi dengan kesiapan industri penerbangan memasuki era normal saat ini, diharapkan turut mendorong bangkitnya aktivitas sosial ekonomi dan pariwisata di Tanah Air.
Pasalnya, kata Irfan, industri penerbangan merupakan salah satu kontributor utama perekonomian nasional di mana industri penerbangan menyumbang lebih dari 2,6 persen produk domestik bruto (PDB) serta menyediakan sekitar 4,2 juta tenaga kerja.