MATA INDONESIA, JAKARTA – Pebisnis Indonesia pada umumnya sangat yakin laba usaha mereka akan melonjak tahun depan. Hal tersebut diungkapkan dalam Laporan International Business Report (IBR) Semester II 2019 dari Konsultan finansial multinasional Grant Thornton Indonesia.
Menurut Managing Partner Grant Thornton Indonesia, Johanna Gani, melalui siaran persnya menyatakan iklim usaha di Indonesia 12 bulan mendatang sangat kondusif.
Dalam laporan IBR tersebut tercatat terjadi lonjakan ekspektasi pelaku bisnis Indonesia atas keuntungan usaha yang mencapai 84 persen dari survei periode sebelumnya yang hanya di 70 persen.
“Angka tersebut juga tercatat sebagai rekor tertinggi dari survei-survei IBR sebelumnya, serta jauh lebih tinggi dari angka rata-rata ASEAN dan Asia Pasifik yang masing-masing ada di angka 69 persen dan 54 persen,” ujar Johanna dalam siaran persnya yang dikutip Minggu 29 Desember 2019.
Menurut Johanna bagusnya iklim bisnis dalam negeri Indonesia setelah pelantikan presiden serta pengumuman kabinet pemerintahan baru yang mendorong keyakinan pelaku bisnis untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar dalam 12 bulan ke depan.
Tren positif tersebut, juga diikuti dengan meningkatnya ekspektasi pendapatan pelaku bisnis Indonesia sebanyak dua poin dari 85 persen pada laporan di periode sebelumnya menjadi 87 persen di periode kali ini.
Optimisme pelaku bisnis Indonesia juga menempati posisi tertinggi kedua secara global setelah Vietnam dan berada di level 78 persen. Itu jauh di atas rata-rata negara Asia Pasifik dan ASEAN yang masing-masing berada di level 56 persen serta 59 persen.
Grant Thornton juga mengungkapkan potensi kendala utama untuk bisnis sepanjang tahun depan. Salah satu yang terbesar adalah ketidakpastian ekonomi global.
Sekitar sepertiga perusahaan-perusahaan yang disurvei mengidentifikasi kekurangan keterampilan dan biaya tenaga kerja juga sebagai kendala potensial. Sebab, angkanya berada di bawah rata-rata ASEAN serta global.
Apalagi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan diperkirakan sedikit lebih tinggi yaitu di angka 5,2 persen.
Optimisme itu sebelumnya juga sempat diungkapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, terutama karena membaiknya beberapa penerimaan jenis pajak yang tumbuh positif.