MINEWS, SURABAYA – Kodam V/Brawijaya akan menjatuhkan skorsing kepada lima anggotanya karena terlibat pengepungan Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya, minggu lalu.
Salah satu yang dijatuhi skorsing adalah Komandan Rayon Militer (Danramil) 0831/02 Tambaksari Mayor Inf. N.H Irianto. Namun empat orang lainnya belum bisa diumumkan namanya.
“Saya kurang tahu. Nanti yang lain juga akan didalami apakah hanya saksi atau diduga ikut terlibat (melontarkan kata-kata rasis), yang jelas kalau saya lihat ada satu kelihatan emosi,” kata Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) V/Brawijaya Letkol Arm Imam Hariyadi, Minggu 25 Agustus 2019.
Imam menegaskan semua yang ada di lapangan saat kitu sudah diambil keterangannya. Skrosing itu, kata Imam, untuk memudahkan Pomdam V/Brawijaya melakukan penyelidikan. Dia sangat menyayangkan tindakan oknum TNI tersebut karena diduga telah melakukan pelanggaran disiplin.
Kapendam menegaskan skorsing adalah pemberhentian sementara. Meski begitu secara internal tindakan itu sudah merupakan sanksi dan hak-hak mereka dikurangi.
Dia menegaskan prajurit teritorial seharus menjaga sikap di lapangan. Mereka seharusnya menampilkan komunikasi sosial yang tidak emosional meskipun situasinya memanas.
Imam juga menegaskan Kodam Brawijaya akan meneliti mengapa anggota TNI teritorial bisa mengeluarkan kata-kata kasar yang diterjemahkan sebagai tindakan rasisme itu.
Penyidikan yang dilakukan Pomdam V/Brawijaya, menurut Imam, terus berjalan. Selain itu, Pomdam juga melengkapi berkas-berkas perkara sehingga kasus tersebut bisa segera dibawa ke persidangan.
Sanksi yang akan dijatuhkan terhadap mereka nanti, tergantung dari putusan Pengadilan Militer.
“Begitu ada putusan. Hasil putusan itulah yang menentukan hukuman,” kata Imam.#sobatpapua
