MINEWS.ID, JAKARTA – Di PBB, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyerukan penghentian kebencian terhadap Islam. Hal itu disuarakannya saat memimpin Kelompok Kerja Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk Perdamaian dan Dialog (OIC Contact Group on Peace and Dialogue) di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB Ke-74 di New York.
“Tren ujaran kebencian, fanatisme, dan intoleransi terhadap Islam terus meningkat. Retorika bernuansa politik membenci kelompok Muslim yang tidak sesuai dengan nilai demokrasi dan kemajemukan semakin mengkhawatirkan,†kata Menlu Retno saat menyampaikan pidatonya dalam forum tersebut.
Pertemuan Kelompok Kerja OKI itu seperti dilansir antara dilangsungkan untuk mengesahkan rancangan Rencana Aksi untuk Melawan Islamfobia, Diskriminasi Agama, Intoleransi, dan Kebencian terhadap Kelompok Muslim tahun 2020-2023 (Plan of Action on Combating Islamophobia, Religious Discrimination, Intolerance and Hatred towards Muslims 2020-2023).
Rencana aksi tersebut adalah inisiatif dari Delegasi Indonesia. Inisiatif Indonesia tersebut lahir dari keprihatinan mengenai semakin banyaknya tindak kekerasan yang didasarkan pada sentimen primordial, termasuk tragedi di Christcurch, Selandia Baru.
Menlu Retno menegaskan bahwa pengesahan rencana kerja oleh negara OKI akan membawa dua pesan penting yaitu pertama, konsolidasi komunitas Muslim untuk menegakkan nilai Islam yang damai dan toleran.
Pemimpin komunitas Islam harus bersuara keras dan tegas untuk melawan aksi kelompok radikal yang mengatasnamakan Islam.
Selain itu, negara Islam harus mempromosikan wajah Islam yang sesungguhnya yaitu Islam yang rahmatan lil-alamin kepada dunia.
Negara Islam harus berani menyampaikan pesan yang tegas bahwa terorisme dan ekstremisme tidak ada kaitannya dengan agama dan ajaran Islam.
Negara OKI harus menjadi mesin untuk mempromosikan keharmonisan antar peradaban baik di forum OKI maupun di forum multilateral lainnya.
A plan of action on combating Islamophobia, religious discrimination, intolerance and hatred towards Moslem was adopted by the #OIC Contact Group on Peace and Dialogue in New York (23/09) #UNGA74 pic.twitter.com/rsVOBqGR8h
— Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (@Menlu_RI) September 24, 2019