MATA INDONESIA, BADUNG – Indonesia bersama negara-negara ASEAN lainnya terus berupaya untuk meningkatkan akses pasar terutama di bidang perdagangan barang, jasa dan investasi. Hal ini dibahas dalam pertemuan ke-3 Spesial Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) Komite Perundingan Perdagangan atau Trade Negotiating Committee(TNC). Acara tersebut yang diselenggarakan di Legian, Badung, Bali dari 3 Februari hingga 4 Februari 2020.
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Iman Pambagyo mengatakan, pertemuan spesial RCEP TNC ini fokus membahas isu-isu penting dan strategis. Misalkan, penyelesaian isu India sebelum Konferensi Tingkat Tinggi RCEP, 4 November 2020 nanti. Selain itu, dibahas program kerja dan strategi untuk mencapai target penandatanganan Perjanjian RCEP di akhir tahun 2020 sebagaimana mandat Kepala Negara/Pemerintahan RCEP.
Iman yang juga selaku Ketua Perunding TNC ini mengatakan, pertemuan ini adalah pleno pertama setelah diumumkannya penyelesaian perundingan teks Perjanjian RCEP dan dicapainya perkembangan substansial perundingan akses pasar di Bangkok pada 4 November 2019 lalu.
“Pertemuan kali ini membahas program kerja menuju penandatanganan Perjanjian RCEP tahun ini. Termasuk isu akses pasar,” ujarnya dalam keterangan resminya, Senin 3 Februari 2020.
Di sela-sela pertemuan, dilakukan pertemuan bilateral antara negara-negara yang masih memiliki permasalahan akses pasar.
“Akses pasar di bidang perdagangan barang, perdagangan jasa, dan investasi,” kata Iman.
Secara umum, kata Iman, perundingan teks Perjanjian RCEP telah selesai secara substansial. “Untuk itu, diperlukan kemauan setiap negara untuk menyelesaikan perundingan secara menyeluruh agar dapat ditandatangani pada akhir tahun ini,” ujarnya.
Selanjutnya, hasil pertemuan ini akan dilaporkan kepada Menteri Ekonomi ASEAN dan Menteri RCEP pada pertemuan intersesi tingkat Menteri yang akan diselenggarakan di Da Nang, Vietnam pada 10–11 Maret 2020 mendatang.
