MATA INDONESIA, ABU DHABI – Hubungan Israel dan Uni Emirates Arab (UEA) kian mesra pasca-kedua negara menormalisasi hubungan pada 15 September 2020. Presiden Israel, Isaac Herzog melakukan kunjungan pertamanya ke UEA pada Minggu (31/1).
Presiden Herzog yang didampingi ibu negara tiba disambut Menteri Luar Negeri UEA, Sheikh Abdullah bin Zayed Al-Nahyan ketika tiba di negara tersebut.
“Awal kunjungan pertama oleh seorang Presiden Israel di Uni Emirat Arab. Kami sangat senang dan sangat tersentuh dengan sambutan hangat di Abu Dhabi,” tulis Presiden Herzog di akun Twitter, melansir France24, Senin, 31 Januari 2022.
Kesepakatan normalisasi UEA dan Israel merupakan bagian dari serangkaian perjanjian yang ditengahi Amerika Serikat (AS) yang dikenal sebagai Kesepakatan Abraham, sebuah perjanjian yang membuat Palestina murka.
Kesepakatan ini juga dianggap melanggar konsensus Liga Arab selama beberapa dekade yang menentang pengakuan Israel sampai menandatangani perjanjian damai untuk mendirikan negara Palestina dengan ibu kota di Yerusalem timur.
“Pada kunjungan pertamanya, Presiden Herzog juga bertemu dengan Putra Mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohammed bin Zayed Al-Nahyan di istana presiden,” kata kantor berita resmi UEA, WAM.
“Sheikh Mohammed mengantarnya ke podium, dan lagu kebangsaan kedua negara dimainkan, sementara 21 peluru artileri ditembakkan untuk menyambut kunjungannya,” sambungnya.
Presiden Herzog kemudian dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri UEA yang notabene penguasa Dubai, Sheikh Mohammed bin Rashid Al-Maktoum, selama perjalanan dua hari itu.
Presiden Herzog juga diagendakan akan mengunjungi Expo 2020 Dubai dan bertemu dengan anggota komunitas Yahudi. Ia berjanji bahwa kemitraan baru yang berani antara Israel dan UEA akan mengubah Timur Tengah.
“Sekitar 200.000 warga Israel mengunjungi UEA dalam 12 bulan pertama setelah kesepakatan normalisasi ditandatangani dan sekitar 40 bisnis Israel telah didirikan di sana,” kata konsulat Israel di Dubai.
Sejak normalisasi, Israel dan UEA telah menandatangani serangkaian kesepakatan kerja sama ekonomi dan perdagangan, mulai dari pariwisata hingga jasa keuangan.
Selain UEA, Bahrain, Sudan, dan Maroko juga telah menormalkan hubungan dengan Israel di bawah perjanjian. Meski Sudan menormalisasi hubungan dengan Israel, tetapi hubungan diplomatik formal sejauh ini belum muncul di tengah meningkatnya ketidakstabilan di Khartoum.