Makin Moncer, Bisnis Lidi Tembus Pasar India

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Di tengah pandemi virus corona, sejumlah bisnis ternyata masih dapat berjaya, lidi misalnya. Dan siapa sangka komoditas yang tak diperhitungkan ini dapat menembus pasar global?

Tak tanggung-tanggung, lidi produksi Sumatera Utara ini menembus pasar ekspor ke India dengan tahap awal sebanyak 50 ton senilai 23,250 ribu dolar AS atau sekitar 325 juta Rupiah!

Diakui sang eksportir Rianto Aritonang, pandemi virus corona sempat membuat usahanya terkendala dikarenakan negara tujuan menerapkan lockdown, sehingga intensitas kapal maupun kebutuhan negara importer turun drastis. Padahal permintaan sangat tinggi.

Dikatakannya bahwa lidi yang diekspor berasal dari lidi kelapa sawit dan lidi nipah, di mana masing-masing seberat 25 ton. Lidi-lidi tersebut didapat dari berbagai daerah di Sumatera, di amtaranya Sumater Utara dan Riau.

Selain India, negara tujuan ekspor lidinya antara lain, Nepal, Pakistan dan Cina. Diungkapkan Rianto bahwa target ekspor berikutnya dapat mengirimkan 20 kontainer x 25 ton dalam sebulan, selain itu mempopulerkan komoditas lidi di negara lain, sehingga target produksi terpenuhi.

Rianto mengatakan, usaha ini memberikan dampak positif terhadap perekonomian warga sekitar. Sebelumnya, pelepah kelapa sawit ini kurang dimanfaatkan, namun kini bisa menambah penghasilan para petani sawit.

Begitu juga dengan lidi nipah, dahulunya tidak pernah dimanfaatkan masyarakat padahal Indonesia merupakan negara dengan garis pantai terpanjang di dunia, di mana banyak nipah tumbuh subur.

“Dampak positif tentu sangat jelas terlihat bagi masyarakat. Diketahui Indonesia merupakan salah satu negara dengan perkebunan  sawit terbesar di dunia. Dulunya lidi pelepah sawit merupakan sampah yang dipotong setiap kali panen buah sawit dan dibiarkan begitu saja di sekitar perkebunan,” kata eksportir lidi, Rianto Aritonang kepada Mata Indonesia News, Minggu, 14 Februari 2021.

“Namun kini para petani pemanen sawit dapat memanfaatkan lidi tersebut dan dijadikan uang menambah penghasilan harian dengan membersihkan daun maupun mengeringkannya sesuai standar ekspor,” ucapnya.

Aritonang kemudian berhadap pemerintah Indonesia memberi perhatian pada ekspor lidi. Mengingat bisnis ini begitu menjanjikan baik untuk negara maupun masyarakat sekitar.

“Saya berharap pemerintah memberikan kontribusi dengan menstimulus kepada masyarakat maupun penyuluhan serta edukasi, sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat di tengah pandemi,” tuntasnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini