MATA INDONESIA, JAKARTA – Mabes Polri akan memberikan pendampingan psikologis kepada putra/putri Irjen Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, tersangka pembunuhan berencana Brigadir J.
Pendampingan tersebut oleh Biro Psikologi Staf Sumber Daya Manusia (SSDM) Mabes Polri. ”Nantinya dari SDM Polri tentunya yang akan memberikan pendampingan psikologi dan lain-lainnya,” kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo di Jakarta, Senin.
Polri memiliki Biro Psikologi Staf Sumber Daya Manusia (SSDM) bertugas mendukung tugas operasional kepolisian. Sejak Putri Candrawathi menjadi tersangka, muncul pemberitaan serta foto-foto yang tampilkan wajah anak-anak Ferdy Sambo di sosial media.
Kondisi ini dampak dari kedua orang tuanya terlibat dalam pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.
Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya Maulina Pia Wulandari menyatakan pemerintah harus melindungi anak-anak Ferdy Sambo. Menurut Maulina, anak-anak pada umumnya melek terhadap internet dan memegang gawai. Tentunya pemberitaan terkait dengan kedua orang tuanya bisa terpantau dengan mudahnya. Hal ini tentu membuat anak-anak tersebut bingung, panik, ketakutan, sedih, dan bercampur aduk semua perasaan menghadapi cobaan.
“Mereka pasti mengalami depresi karena tidak bisa ke sekolah, tidak bisa kuliah, tidak bisa beraktivitas seperti biasa, kebebasannya terenggut seketika setelah orang tua mereka sebagai tersangka,” kata Maulina.
Dia berpendapat bahwa anak-anak Ferdy Sambo harus mendapatkan perlindungan dan bantuan, baik dari Polri, Komnas HAM, maupun Komnas Perlindungan Anak dan Lembaga Perlindungan Perempuan dan Anak.
Apa yang dialami anak-anak Ferdy Sambo, kata Maulina, merupakan ekses dari krisis yang terjadi di tubuh Polri yang tidak bisa dihindari.
“Mereka adalah korban perbuatan orang tuanya yang juga punya hak untuk melanjutkan kehidupan. Mereka berhak mendapatkan pendampingan secara psikologis, berhak mendapatkan perlindungan dari ancaman dan tekanan publik, dan berhak melanjutkan sekolah,” kata Maulina.