MATA INDONESIA, JAKARTA-Program regenerasi petani saat ini perlu diintensifkan dengan melibatkan kaum milenial. Hal itu untuk mendukung pertanian berkelanjutkan pada masa yang akan datang.
“Pemerintah Pusat dan daerah harus terus mengintensifkan program regenerasi petani,” kata Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Prof. Loekas Soesanto.
Di tengah pandemi covid-19 kata dia, harus terus dilakukan kampanye untuk mendorong minat generasi muda agar mau berperan aktif membangun sektor pertanian.
“Dengan kampanye yang masif maka akan lebih mendekatkan informasi kepada khalayak terutama kaum milenial,” katanya.
Selain menggencarkan kampanye dan sosialisasi mengenai sektor pertanian, pemerintah juga perlu terus mengembangkan teknologi praktis di dunia pertanian.
Caranya adalah dengan memudahkan pengadaan sarana dan prasarana termasuk jaminan tidak hanya terhadap kegagalan atau jika terjadi gagal panen tetapi juga jaminan pasar produk pertanian.
Selain itu, kata dia, perlu melakukan pendampingan dan pembekalan kepada petani muda secara terus menerus. Tujuannya adalah untuk menarik minat generasi muda untuk menjadi petani dan terjun langsung dalam sektor pertanian.
Dosen Fakultas Pertanian Unsoed Asna Mustofa mengatakan perlunya dibuat berbagai program yang inovatif guna menarik minat petani muda atau milenial.
Selain itu, kata dia, teknologi pertanian juga dapat mendukung peningkatan produksi dan efisiensi.
“Teknologi tidak harus canggih, tetapi yang sepadan. Dalam arti teknologi yang sesuai kebutuhan. Teknologi yang terlalu tinggi akan butuh biaya yang tinggi, sehingga harus disesuaikan juga dengan lahan yang akan digarap,” katanya.