Lewat Produk Halal, RI Dorong Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Sebanyak 87,2 persen atau 209,1 juta orang penduduk Indonesia beragama muslim. Alhasil dengan jumlah segitu, potensi industri halal Indonesia bisa mencapai Rp 6.545 triliun.

Nah, jika potensi ini dioptimalkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi negara sekaligus menaikkan kelas industri halal Indonesia di kancah global. Untuk mencapai hal itu, ada 3 hal yang perlu dilakukan.

“Indonesia perlu punya 3 fokus pengembangan. Pengembangan infrastruktur dan klaster industri halal sebagai kontributor penting ekonomi nasional,” ujar Direktur Eksekutif Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) Ventje Rahardjo, kepada Mata Indonesia News.  

Langkah selanjutnya, Indonesia harus mengembangkan halal asurance standard (HAS) yang komprehensif untuk percepatan industri halal. Terakhir, kontribusi industri halal terhadap perdagangan di sektor unggulan juga harus ditingkatkan.

Untuk mendukung hal tersebut, Ventje menyebut KNKS telah menyusun delapan program kerja utama. Pertama, memusatkan pembangunan zona industri dan kawasan industri halal.

Kedua, sertifikasi halal produk ekspor. Ketiga, pengembangan halal hub port baik di wilayah laut maupun udara. “Keempat, pendirian Lembaga Pemeriksa Halal (LPH). Kelima, pengembangan pariwisata yang ramah muslim,” katanya.

Keenam, pengembangan industri kesehatan syariah. Ketujuh, pengembangan modernisasi rumah potong hewan halal. Terakhir, implementasi program pembimaan kesiapan UMK menuju sertifikasi halal.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Siap Amankan Natal dan Tahun Baru, GP Ansor Gunungkidul Siagakan 300 Anggota.

Mata Indonesia, Gunungkidul - Ketua PC Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kab. Gunungkidul, Gus H. Luthfi Kharis Mahfudz menyampaikan, dalam menjaga Toleransi antar umat beragama dan keamanan wilayah. GP Ansor Gunungkidul Siagakan 300 Anggota untuk Pengamanan Nataru di Berbagai Wilayah di Kab. Gunungkidul.
- Advertisement -

Baca berita yang ini