MINEWS.ID, JAKARTA – Informasi hoax di Indonesia diproduksi dan dirancang oleh golongan intelektual untuk tujuan tertentu, seperti kekuasaan politik.
“Hoax bukan dilahirkan orang-orang bodoh atau kebetulan. Tapi bisa jadi itu memang dirancang untuk tujuan-tujuan tertentu, seperti tujuan politik. Hal itu sangat mengemuka. Di satu sisi, suhu politik juga semakin meningkat,” ujar Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Letjen Purn Agus Widjojo di Jakarta, Rabu 20 Maret 2019.
Itu sebabnya menjelang pemungutan suara April 2019, berita bohong alias hoax bermunculan yang tujuannya untuk kepentingan politik tertentu.
Di Indonesia, penyebarang hoax seudah bersinergi dengan aspek kepentingan lain. Terutama kepentingan politik.
Dia mencontohkan, bagaimana berita hoaks muncul dan sempat menyudutkan salah satu lembaga penyelenggara Pemilu seperti KPU. Menjelang puncak Pemilu 2019, diduga kuat sudah ada upaya mendelegitimasi KPU melalui penyebaran hoaks di media sosial.
Mudah merebaknya berita bohong, menurut Agus, merupakan konsekuensi perkembangan teknologi informasi (TI).
Tidak hanya Indonesia, negara maju sekelas Amerika Serikat (AS) sekalipun terkejut dengan fenomena tersebut.
Semakin dekat dengan hari pemungutan suara, KPU misalnya berkali-kali diserbu banyak hoax seperti tujuh kontener surat suara yang sudah tercoblos dan hoax jutaan WNA masuk daftar pemilih tetap (DPT).