MATA INDONESIA, MANILA – Presiden Filipina, Rodrigo Duterte memecat Duta Besar Filipina untuk Brasil, Marichu Mauro. Dalam video yang beredar, terlihat Mauro melecehkan secara fisik seorang anggota staf rumah tangganya.
Duterte pun menyetujui rekomendasi untuk memecat Mauro, termasuk mencabut tunjangan pensiun dan mendiskualifikasi Mauro dari jabatan publik seumur hidup. Keputusan ini diambil ketika Duterte mendorong kampanye melawan pelanggaran dan korupsi di tahun terakhir masa jabatannya.
Mauro dipanggil kembali dari Brasil pada Oktober tahun lalu. Pemanggilan tersebut menyusul video yang menunjukkan seorang perempuan menyerang seseorang yang tampak seperti penjaga rumah beredar.
Departemen Luar Negeri di Manila mengatakan bahwa korban tak dikenal telah kembali ke Filipina dan berusaha menghubunginya di tengah penyelidikan. Hingga saat ini, Mauro belum angkat suara perihal kasus ini.
Presiden yang familiar karena ledakan sumpah serapahnya, menghadapi kritik atas perilaku kasarnya. Salah satunya adalah, dalam sambutan yang disiarkan televisi, Duterte mengecam Wakil Presiden Leni Robredo karena mengkritik kebijakan pemerintah terhadap penanganan pandemi virus corona dan kampanye vaksinasi.
“Kamu tampaknya memiliki wajah malaikat tetapi pikiran yang jahat,” ucap Duterte yang menyebut sikap Robredo bodoh dalam pidatonya.
Bukan rahasia bila Duterte dan Robredo memiliki pandangan dan kebijakan politik yang berbeda. Sehingga tak mengherankan bila Robredo menjadi kritikus utama dari tindakan keras anti-narkoba Duterte yang telah menyebabkan ribuan tersangka –yang mayoritas merupakan penduduk miskin, tewas dan pembunuhan massal meningkat.
Selain itu, ia juga merupakan pemimpin yang tak segan untuk bermain tangan apabila mendapati staf pemerintah melakukan kesalahan. Dalam pidato yang ditayangkan di televisi pekan lalu, Duterte menyarankan agar tangan agen anti-narkoba yang bersalah dihancurkan dengan palu untuk memberi pelajaran.