MATA INDONESIA, KABUL – Wakil Presiden Afghanistan, Amrullah Saleh adalah salah satu dari sedikit dari anggota pemerintahan yang tersisa yang kini berada di pengasingan dan terus memerangi Taliban –yang menguasai Kabul pada 15 Agustus 2021 melalui serangan kilat.
Dalam wawancara dengan Fox News, Saleh menarik kesenjangan antara kelommpok teroris seperti Al-Qaeda, Daesh, dan Taliban. Ia mengatakan tidak ada perbedaan di antara ketiga kelompok tersebut.
Ia membandingkan kelompok militant tersebut dengan dua minuman bersoda popular, Coke dan Pepsi buatan buatan Amerika Serikat (AS) yang memiliki rasa yang sama.
“Secara ideologis, perbedaan antara ISIS, Al-Qaida, dan Taliban adalah perbedaan antara rasa Coke dan Pepsi. Jika Anda menghilangkan labelnya, dapatkah Anda mengatakan yang mana Coke dan mana yang Pepsi?” kata Saleh, melansir Sputnik News, Selasa, 24 Agustus 2021.
Saleh menekankan bahwa Taliban tidak dapat dipercaya. Ia merujuk pada kesepakatan damai AS tahun 2020 dengan kelompok di mana gerilyawan setuju untuk mencegah al-Qaeda menginjakkan kaki di wilayah yang berada di bawah kendalinya.
Wakil presiden Afghanistan itu berpendapat bahwa Taliban hanya percaya bahwa “literatur jihadis mereka akan menang”. Taliban mengklaim bahwa mereka hanya berusaha untuk membawa perdamaian ke Afghanistan, serta pemodelan pemerintahannya di bawah visi konservatif berdasarkan hukum Syariah.
Sementara organisasi inti Taliban tidak mencari keuntungan tambahan teritorial, beberapa cabang afiliasinya tampaknya tertarik untuk menaklukkan daerah-daerah berpenduduk Pashtun di dekat Pakistan.
Bertentangan dengan Taliban, al-Qaeda, sekutu lama dan ‘tamu’ di Afghanistan, dan Daesh, berusaha untuk mendirikan kekhalifahan berbasis Syariah di seluruh planet dan seluruh umat manusia.