MATA INDONESIA, CAPE TOWN – Presiden Malawi, Lazarus Chakwera, mengutuk larangan perjalanan yang diberlakukan oleh beberapa negara –sebagai tanggapan terhadap jenis baru virus corona. Chakwera bergabung dengan beberapa pemimpin Afrika lainnya yang mengalami nasib serupa.
“Kami semua prihatin dengan varian baru Covid-19 dan berterima kasih kepada ilmuwan Afrika Selatan karena telah mengidentifikasinya sebelum orang lain melakukannya,” tulis Presiden Malawi, Lazarus Chakwera dalam akun Facebook-nya, melansir The Washington Post.
“Tetapi larangan perjalanan sepihak yang sekarang diberlakukan di negara-negara (Masyarakat Pembangunan Afrika Selatan) oleh Inggris, UE, AS, Australia, dan lainnya tidak beralasan. Tindakan Covid-19 harus didasarkan pada sains bukan Afrophobia,” sambungnya.
Banyak negara di dunia memutuskan untuk menutup pembatasan untuk para wisatawan dari negara-negara Afrika Selatan, setelah varian baru bernama Omicron diidentifikasi oleh para ilmuwan Afrika pada pekan lalu.
Para ahli memperingatkan bahwa pembatasan perjalanan mungkin sudah terlambat, mengingat varian Omicron dilaporkan telah menyebar ke negara-negara di Eropa, Asia, dan Australia.
Namun, larangan perjalanan itu membuat marah para pemimpin politik di Afrika. Menteri Kesehatan Afrika Selatan bahkan menggambarkan keputusan itu salah arah dan kejam.
Ini bukan pertama kalinya negara-negara di mana varian baru ditemukan dikucilkan karena penemuan tersebut. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkenalkan sistem penamaan baru, menggunakan alfabet Yunani, untuk varian virus corona yang menjadi perhatian awal tahun ini, sebagian untuk menghindari stigma yang terkait dengan penyertaan nama negara pada varian.
Varian delta yang sangat mudah menular memotong jalur mematikan di seluruh Eropa dan menyebar di Amerika Serikat sebelumnya dikenal sebagai “varian India”. Demikian pula, strain yang dikenal sebagai Alpha pada awalnya disebut “U.K. varian” karena muncul di Inggris.
Pada titik-titik kritis di awal pandemi, ketika virus pertama kali muncul di Wuhan, otoritas Cina tampaknya lebih mengutamakan kerahasiaan dan ketertiban daripada secara terbuka menghadapi krisis yang berkembang, yang berpotensi menunda respons pandeminya.
Banyak negara di dunia memberlakukan larangan perjalanan ke Cina pada awal 2020, memicu penolakan dari Beijing. Cina kemudian mengusulkan teori alternatif bahwa virus itu bisa datang dari luar negeri, mungkin melalui impor makanan beku – meskipun hanya memberikan sedikit dukungan untuk itu.
Matshidiso Moeti, Direktur WHO Afrika, mengatakan bahwa dengan varian Omicron muncul di seluruh dunia, memberlakukan larangan perjalanan yang menargetkan Afrika “menyerang solidaritas global.”
Senada dengan Presiden Malawi, Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa kecewa dengan larangan bepergian yang dikeluarkan oleh banyak negara. Ia juga menyerukan agar larangan itu segera dicabut.
“Larangan bepergian tidak diinformasikan oleh sains. Juga tidak akan efektif dalam mencegah penyebaran varian ini. Satu-satunya hal ditimbulkan dari larangan perjalanan adalah untuk lebih merusak ekonomi negara-negara yang terkena dampak dan melemahkan kemampuan mereka untuk merespons dan juga pulih dari pandemi,” tutur Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa.