MATA INDONESIA, JAKARTA – Gunung Merapi dilaporkan mengalami 44 kali gempa guguran selama periode Kamis 26 November 2020 pukul 00.00-24.00 WIB, menurut amatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
Selain gempa guguran, pada periode pengamatan tersebut, Merapi juga mengalami 309 kali gempa hybrid atau fase banyak, 120 kali gempa embusan, dan 33 kali gempa vulkanik dangkal.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida menyebut, dari pengamatan visual, asap berwarna putih menyembur dari Merapi dengan intensitas sedang, di ketinggian 250 meter di atas puncak.
Pada periode pengamatan itu, dilaporkan pula suara guguran sembilan kali dari Pos Pemantauan Gunung Merapi (PGM) Babadan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dengan intensitas sedang hingga keras.
BPPTKG mencatat, deformasi Gunung Merapi dengan wilayah meliputi sejumlah daerah di DIY dan Jawa Tengah itu, diukur menggunakan electronic distance measurement (EDM) Babadan rata-rata 12 cm per hari.
Kini, Merapi masih berada di status Siaga atau Level III. Aktivitas penambangan di alur sungai-sungai yang aliran airnya berhulu di Gunung Merapi dalam kawasan rawan bencana (KRB) III direkomendasikan untuk dihentikan.