Lampui 50 Persen, Inflasi Sri Lanka Tembus Rekor Baru

Baca Juga

MATA INDONESIA, KOLOMBO – Sri Lanka makin babak belur. Inflasi di negara ini mencatat rekor baru kesembilan kalinya secara berturut-turut pada Juni dengan kenaikan mencapai 54,6 persen.

Menurut Kementerian Sensus dan Statistik Sri Lanka, laju inflasi ini merupakan pertama kalinya sejak kenaikan Indeks Harga Konsumen Kolombo (CCPI) melewati batas 50 persen.

Perhitungan laju inflasi dari departemen sensus dan statistik Sri Lanka muncul beberapa jam setelah Dana Moneter Internasional (IMF) mendesak negara itu untuk menahan inflasi yang meningkat. Dan mengatasi korupsi sebagai bagian dari upaya menyelamatkan ekonomi yang bermasalah.

Mengutip Channel News Asia, Minggu 3 Juli 2022 IMF mengakhiri 10 hari diskusi langsung dengan otoritas Sri Lanka di Kolombo menyusul permintaan negara itu untuk kemungkinan bailout.

CCPI telah menetapkan tingkat inflasi tertinggi bulanan baru sejak Oktober, ketika inflasi tahun ke tahun hanya mencapai 7,6 persen. Namun, pada Mei telah naik mencapai 39,1 persen.

Sementara itu, Rupee telah kehilangan lebih dari setengah nilainya terhadap dolar AS tahun ini.

Menurut seorang ekonom di Universitas Johns Hopkins, Steve Hanke, yang melacak kenaikan harga di titik-titik masalah dunia, inflasi Sri Lanka saat ini adalah 128 persen, tertinggi kedua setelah Zimbabwe 365 persen.

Dihadapkan dengan krisis energi yang akut, Sri Lanka telah menutup lembaga-lembaga negara yang tidak penting selama dua minggu, bersama dengan penutupan sekolah untuk mengurangi perjalanan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini