Kurang Pasokan Batu Bara, India Mati Lampu Hingga 14 Jam!

Baca Juga

MATA INDONESIA, NEW DELHI – Usai Afghanistan dan Lebanon, kini giliran India yang mengalami krisis listrik. Kepala Menteri India, Arvind Kejriwal mengatakan krisis listrik di beberapa negara bagian timur dan utara India karena kurangnya pasokan batu bara.

“Delhi bisa menghadapi krisis listrik,” kata Kejriwal dalam akun Twitter-nya, di mana dia juga membagikan salinan surat kepada Perdana Menteri Narendra Modi yang menandai kekurangan bahan bakar di pembangkit listrik di dan sekitar Delhi.

Kejriwal mendesak pemerintah federal untuk mengalihkan pasokan batu bara dan gas ke utilitas ke wilayah ibu kota. Menurutnya kota itu memiliki pusat-pusat strategis kepentingan nasional dan pasokan sangat penting untuk rumah sakit serta pusat vaksinasi virus corona.

Kurangnya pasokan batu bara telah menyebabkan kelangkaan di sejumlah negara bagian seperti Bihar, Rajasthan, dan Jharkhand. Alhasil, wilayah tersebut harus mengalami pemadaman listrik hingga 14 jam sehari.

Sebelumnya, pemerintah India mengatakan akan memfasilitasi pasokan gas untuk memungkinkan dua pembangkit listrik di Delhi beroperasi. NTPC Ltd (NTPC.NS) yang dikelola negara juga telah diarahkan untuk meningkatkan stok batubara ke pembangkit listrik tenaga batubara dari negara bagian Uttar Pradesh yang berdekatan untuk memastikan pasokan.

Berdasarkan data pemerintah federal, kekurangan pasokan listrik di Uttar Pradesh, yang menghadapi pemilihan umum pada awal 2022, telah melonjak menjadi 5,6 persen pada Jumat (8/10), menjadi yang tertinggi dalam beberapa hari terakhir.

Terdapat lebih dari 65 pembangkit listrik tenaga batu bara memasok sekitar 70 persen listrik di India. Mereka memiliki stok bahan bakar untuk bertahan kurang dari tiga hari, melansir Reuters.

Permintaan tenaga industri mengalami lonjakan setelah gelombang kedua pandemi virus corona. Menyusul dengan mengingkatnya aktivitas ekonomi yang mendorong konsumsi batu bara.

Sementara di Afghanistan, Kabul, terancam gelap gulita saat musim dingin tiba. Hal ini dikarenakan sang penguasa baru, Taliban, belum membayar tagihan impor listrik dari para pemasok di Asia Tengah.

Sebagaimana diketahui, impor listrik dari tiga negara Asia Tengah, seperti Uzbekistan, Tajikistan, dan Turkmenistan menyumbang setengah dari konsumsi listrik Afghanistan secara nasional, dengan Iran menyediakan pasokan tambahan ke barat negara itu.

Adapula Lebanon, pejabat berwenang di negara itu mengungkapkan bahwa Beirut akan dilanda krisis kegelapan menyusul kurangnya pasokan bahan bakar yang memaksa dua pembangkit listrik terbesarnya ditutup.

“Jaringan listrik di Lebanon benar-benar berhenti bekerja pada siang hari ini, dan sepertinya tidak akan berfungsi sampai Senin depan atau selama beberapa hari,” kata pejabat berwenang.

Perusahaan listrik negara mengkonfirmasi dalam sebuah pernyataan bahwa pembangkit termoelektrik di pembangkit listrik Zahrani telah berhenti. Sementara pabrik Deir Ammar telah berhenti pada Jumat (8/10).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Waspada Ancaman Radikalisme Jelang Pilkada Papua 2024

Jayapura – Masyarakat untuk tetap berhati-hati terhadap potensi munculnya ancaman radikalisme, terorisme serta tindakan intoleransi jelang Pilkada Serentak 2024. Menjelang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini