KST Papua Bikin Proyek Listrik untuk 58 Desa di Kawasan Pegunungan Terhambat

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAYAPURA – PLN terus berupaya untuk menerangi Tanah Papua lewat Program Papua Terang. Namun sejauh ini ada 58 desa di kawasan pegunungan Papua belum bisa dialiri listrik karena ada gangguan keamanan dari Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua.

General Manager PLN Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat Abdul Farid menjelaskan bahwa ada warga di Kabupaten Puncak, Puncak Jaya, Intan Jaya, dan Kabupaten Nduga yang belum menikmati penerangan ideal.

”Kami belum dapat melaksanakan survei untuk pemasangan listrik di 58 desa karena faktor keamanan. Desa-desa itu berada di pegunungan Papua,” katanya, Kamis 27 Agustus 2021.

Menurutnya, KST Papua kerap beraksi di kawasan itu. Selama delapan bulan terakhir, 9 personel aparat keamanan dan 13 warga meninggal dunia. Sementara itu, 17 personel aparat keamanan dan 3 warga terluka karena terkena tembakan anggota KST Papua.

Sementara itu, ada 9 Kabupaten di Papua dan Papua Barat yang sudah bisa menikmati listrik dari PLN usai gelap gulita selama puluhan tahun. 9 kabupaten ini di antaranya Mappi, Asmat, Boven Digoel, Dogiyai, dan Deiyai di Papua. Selain itu, ada juga di Kaimana, Tambrauw, Maybrat, dan Fakfak di Papua Barat. Dari 9 Kabupaten ini kemudian teramplifikasi menjadi 44 desa, baik di pedalaman Papua dan Papua Barat.

“Penerangan di sejumlah wilayah tersebut merupakan realisasi dari Program Papua Terang dari pemerintah pusat. Sebelumnya masyarakat di puluhan desa ini hidup dalam kondisi gelap gulita pada malam hari,” ujarnya.

Abdul juga menjelaskan bahwa fasilitas kelistrikan dalam Program Papua Terang meliputi pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Rata-rata, ratusan desa ini mendapatkan layanan listrik dengan kapasitas daya 15 kilowatt (kW)-100 kW.

Selain memasang instalasi baru, PLN juga meningkatkan jam nyala listrik dari 18 jam menjadi 24 jam di Deiyai, Dogiyai, dan Paniai tahun ini. Sementara di Maybrat, dua desa, yakni Eway dan Ayawasi, kini mendapat akses listrik selama 24 jam.

“Pemasangan listrik dan peningkatan jam nyala ini diharapkan berdampak pada rasio elektrifikasi di sana. Kami akan terus meningkatkan cakupan Papua Terang hingga akhir tahun ini,” katanya.

Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, jumlah Rasio Desa Berlistrik (RDB) Provinsi Papua saat ini mencapai 95,09 persen dari total 5.521 desa. Adapun di Papua Barat sebesar 97,33 persen dari 1.837 desa.

Pemasangan jaringan tegangan menengah untuk memasok listrik ke Kabupaten Deiyai, Kabupaten Dogiyai dan Kabupaten Paniai pada pertengahan 2021. PLN menyiapkan enam mesin pembangkit berkapasitas total 3,6 megawatt untuk 6.342 pelanggan di tiga wilayah tersebut.

Upaya PLN ini mendapat apresiasi dari anggota DPRP Papua Komisi IV Bidang Infrastruktur, Thomas Sondegau. Ia mengatakan, rasio elektrifikasi di Papua hingga melebihi angka 90 persen menunjukkan hasil kebijakan Nawacita dari Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan pembangunan di daerah-daerah terpencil.

“Kami berharap semua desa di Papua segera terlistriki dalam waktu dekat. Dengan ini, (pemerintah) menunjukkan dapat meningkatkan pelayanan publik, khususnya di bidang pendidikan, ekonomi mikro, dan kesehatan, di pedalaman Papua,” ujarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Aparat Gabungan Buru Anggota OPM Pelaku Penembakan di Papua

Papua – Aparat gabungan TNI-Polri meningkatkan operasi penegakan hukum di Papua dan memburu pelaku setelah terjadinya insiden penembakan terhadap...
- Advertisement -

Baca berita yang ini