Kritik PSSI di Instagram, Lee Jae-hong Minta Maaf

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – PSSI memanggil asisten pelatih timnas Indonesia, Lee Jae-hong yang didampingi pelatih Shin Tae-yong terkait postingan Lee di Instagram. Lee pun meminta maaf pada PSSI.

PSSI memanggil Lee Jae-hong dan Shin Tae-yong, Rabu 3 Februari 2021 di kantor PSSI. Pada pertemuan ini PSSI diwakili oleh Direktur Teknik Indra Sjafri.

Plt Sekjen PSSI, Yunus Nusi mengatakan, pada pertemuan tersebut PSSI juga meminta Lee Jae-hong untuk memberikan klarifikasi terkait status di instagram pribadinya pada Sabtu 30 Januari 2021.

Lee mengunggah unek-unek terkait kondisi sepak bola di Indonesia saat ini, termasuk sulitnya menggelar pemusatan latihan. Dalam unggahannya Lee tak menyebut PSSI.

“Kami ada di Indonesia dan datang ke Indonesia sejak Januari 2021. Kami datang ke sini untuk mengembangkan sepak bola Indonesia. Kami ingin mengadakan pemusatan latihan untuk mengembangkan diri sendiri dan para pemain sudah siap mengikuti latihan dengan intensitas tinggi,” tulis Lee.

“Tapi sulit mengadakan pemusatan latihan. Kami juga tidak tahu kapan liga digelar dan pemusatan latihan dimulai. Tidak ada komunikasi sama sekali,” lanjut Lee.

“Iya pelatih Lee Jae-hong memohon maaf terkait unggahan status di social media miliknya. Ini hanya kesalahpahaman saja karena apa yang disampaikannya tidak sesuai dengan yang terjadi,” kata Yunus Nusi, di laman resmi PSSI, Kamis 4 Februari 2021.

“Soal komunikasi semua sudah dilakukan dengan baik oleh PSSI melalui Direktur Teknik (Indra Sjafri) kepada pelatih Shin Tae-yong. Dan pada kesempatan tadi, Shin Tae-yong sudah menegur Lee Jae-hong,” ujarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Wujudkan Data Statistik Berkualitas untuk Pembangunan, Pemkab Sleman Susun Roadmap Pembangunan Statistik Sektoral Tahun 2025-2045

Mata Indonesia, Sleman – Penyelenggaraan statistik sektoral di Kabupaten Sleman perlu diperkuat guna menghasilkan data statistik sektoral yang akurat, mutakhir, terintegrasi, akuntabel, mudah diakses dan berkelanjutan, sehingga perencanaan pembangunan dapat dilakukan secara lebih tepat, terukur, dan tepat sasaran. Dengan demikian, kebijakan dan strategi penyelenggaraan statistik sektoral secara terinci akan dapat mewujudkan hal tersebut.
- Advertisement -

Baca berita yang ini