KPU Sebut Bambang Widjojanto Telah Menghina MK, Ini Alasannya

Baca Juga

MINEWS.ID, JAKARTA – Kuasa hukum Komisi Pemilihan Umum (KPU) Ali Nurdin menilai Tim Hukum Parbowo-Sandiaga, telah menghina Mahkamah Konstitusi karena menyebut sebagai mahkamah kalkulator. Padahal, dalam setiap sengketa hasil pemilihan umum tidak pernah melakukan penghitungan suara ulang.

KPU selaku termohon kasus sengketa perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) menilai selama menangani sengketa pada pemilihan kepala daerah serentak tidak pernah menghitung ulang hasil perolehan suara para peserta pemilihan.

Menurut Ali Nurdin kasus-kasus yang ditangani umumnya berkaitan dengan pelanggaran Pemilu, bukan kesalahan perolehan suara.

“MK tidak pernah menjadi mahkamah kalkulator, sehingga menganggapnya sebagai mahkamah kalkulator menjadi sebuah penghinaan,” kata Ali Nurdin saat membacakan jawaban atas gugatan Tim Prabowo-Sandiaga yang dipimpin Bambang Widjojanto, Selasa 18 Juni 2019.

Bukti bahwa MK tidak menjadi mahkamah kalkulator menurut Ali juga dibuktikan dengan jumlah keputusan penghitungan suara ulang (PSU) dari sengketa PHPU yang ditangani.

Dari 26 PHPU yang ditangani MK, 16 kasusnya diputuskan dilakukan PSU atau 61 persen dari seluruh kasus.

Semuanya bukan karena kesalahan penghitungan suara melainkan ada pelanggaran Pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

Seperti diketahui saat mendaftarkan gugatan tersebut, pengacara Tim Prabowo-Sandiaga, Bambang Widjojanto mengharapkan MK tidak menjadi mahkamah kalkulator. Ali menilai Bambang itu sama dengan a-historis.

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini