Koreksi Kehutanan Jokowi Dipuji Dunia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Masyarakat umumnya hanya tahu Presiden Jokowi melulu mengurusi hal-hal berdampak langsung kepada warga Indonesia. Padahal dia juga memperhatikan perbaikan yang tidak berdampak langsung seperti sektor kehutanan dan mendapat pengakuan dunia.

Hal yang paling terlihat adalah upaya keras Kabinet Kerja-nya memburu dan memidanakan para pengusaha pembakar lahan.

Hasilnya dua tahun terakhir asap akibat pembukaan lahan di Sumatera dan Kalimantan relatif menghilang. Hal yang paling membahagiakan adalah tidak ada lagi negara jiran seperti Malaysia dan Singapura yang komplain karena kabut asap.

Saat berbicara di forum Committee on Forestry 2018 di Kantor Pusat Food and Agriculture Organization (FAO) di Roma, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Siti Nurbaya menyampaikan langkah koreksi Jokowi di bidang kehutanan.

Dalam laporan dengan tajuk New Paradigm, New Balance: The State of Indonesia’s Forests 2018, iti Nurbaya mengungkapkan banyak kebijakan pengelolaan hutan Indonesia.

Selain itu, dia menungkapkan komitmen Indonesia mencegah perubahan iklim dari tahun 2015 sampai pertengahan 2018.

Hal yang dilakukan Pemerintah Jokowi adalah menghambat laju deforestasi yang pada 1996 – 2000 mencapai 3,5 juta hektar pertahun dan pada 2014 – 2015 pada angka 1,09 juta hektar.

Namun, di era pemerintahan Jokowi, 2015-2016 serta 2016-2017 angkanya menurun drastis hanya 0,63 dan 0,48 juta hektar.

Hal itu juga diakui dunia. Pada Konferensi Tingkat Tinggi Hutan Hujan Asia Pasifik (Asia Pacific Rainforest Summit – KTT APRS ke-3, April 2018, Menteri Lingkungan Hidup dan Energi Australia, Josh Frydenberg mengakui upaya tersebut.

“Indonesia telah melakukan pekerjaan terbaik, membawa negara-negara satu kawasan menjaga hutan yang semakin kritis dan menjalankan perjanjian Paris dengan penuh komitmen. Secara pribadi saya ucapkan terimakasih,” ujar Josh saat menjadi pembicara pembuka di KTT tersebut.

Bahkan Jokowi membuat kebijakan hutan yang lestari tetapi tetap bisa menghidupi warga sekitarnya. Cara melalui padat karya kehutanan.

“Hutan harus bisa mensejahterakan rakyat, dan masyarakat desa hutan harus lebih makmur, bukan sebaliknya,” kata Presiden Jokowi.

Menurut catatan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, tidak kurang dari 151.400 orang saat ini dapat terserap dengan pola padat karya kehutanan dalam setahun.

Mereka melakukan tebang tanam pohon kayu pada lahan mereka sendiri, seluas 102.000 hektare.

Pola itu bisa menyerap sekitar 510.000 orang tenaga kerja, dengan volume kayu yang berputar yakni ditebang dan ditanam tiap tahun sekitar 9,53 juta kubik. Itu terutama pada hutan rakyat di Pulau Jawa.

Berita Terbaru

Kondusifitas Kamtibmas Pilkada Papua 2024 Terjamin, Aparat Keamanan Mantapkan Kesiapan

PAPUA — Kondusifitas keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) pada pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Papua 2024 terjamin, seluruh jajaran...
- Advertisement -

Baca berita yang ini