MATA INDONESIA. JAKARTA-Kenaikan harga kebutuhan pokok yang terjadi belakangan ini bukan karena penyesuaian tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN), namun disebabkan oleh situasi politik dunia yang tengah memanas, terkait antara Rusia dan Ukraina yang berdampak ke berbagai sektor.
Hal itu dikatakan oleh Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid.
Dia menyebut, naiknya harga kebutuhan pokok disebabkan oleh situasi politik dunia yang tengah memanas. Ini terkait konflik antara Rusia dan Ukraina yang berdampak ke berbagai sektor.
“Kenaikan bahan baku ini lebih disebabkan oleh situasi politik dunia yang tidak stabil, di mana terdapat konflik Rusia dan Ukraina yang menyebabkan instabilitas perdagangan global,” katanya dalam konferensi pers, Selasa 15 Maret 2022.
Di samping itu, terganggunya rantai pasok global saat pandemi juga menyebabkan harga angkutan logistik meningkat. Ini jadi tantangan dalam pendistribusian yang berdampak pada kenaikan harga bahan baku.
“Seiring dengan meningkatnya harga-harga bahan global yang mengakibatkan naiknya harga pangan domestik,” katanya.
Arsjad memprediksi, kenaikan harga ini akan terus berlanjut hingga hingga Idul Fitri. Ini dilihat dari sisi permintaan yang akan terus meningkat.
“Fenomena kenaikan harga bahan pokok yang terjadi saat ini akan diperkirakan terus berlanjut hingga Idul Fitri. Faktor pemicu utama adalah kenaikan permintaan menjelang Ramadan sekaligus menandakan melonggarnya PPKM,” kata dia.
Dalam menjaga harga, Arsjad mengimbau kepada para pelaku usaha untuk menjaga ketersediaan barang. Sehingga diharapkan mampu menahan kenaikan harga di dalam negeri.