Konflik di Papua Bisa Selesai dengan Komunikasi Damai antar Warga

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Konflik atau perselisihan yang kerap terjadi di Tanah Papua jika pendekatan kekerasan semakin ditinggalkan. Dialog atau komunikasi antar warga bisa menjadi awal yang baik untuk mewujudkan perdamaian. Pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta juga mengemukakan jika perbedaan adat istiadat di Papua justru menjadi perekat bagi warga untuk saling menghargai.

“Konflik tidak akan selesai dengan pendekatan kekerasan. Dengan melakukan dialog akan terjadi komunikasi dan ini pintu masuk dalam perdamaian. Kondisi adat yang berbeda bisa menjadi penguat dengan saling menghargai adat pihak lain,” kata Stanislaus kepada Mata Indonesia News, Kamis 27 Januari 2022.

Sementara itu Ketua Pemuda Mandala Trikora (PMT) Provinsi Papua sekaligus Ketua Pemuda Adat Wilayah Saireri II Nabire, Ali Kabiay mengemukakan bahwa ada sejumlah masalah yang mengemuka di Papua. Mulai dari isu kekerasan yang belum selesai antara sipil dengan militer, kualitas dan layanan publik belum menjangkau semua daerah dan ketiga yaitu pendekatan yang mengarah ke ekonomi dibandingkan hak sipil, politik, sosial dan budaya.

“Kita harus mengedepankan dialog damai sebagai strategi utama penyelesaian siklus kekerasan sekaligus pembuka jalan untuk isu-isu lain, seperti ketidakadilan, diskriminasi, hak ulayat, dan sebagainya,” kata Ali.

Maka, Ali berharap para tokoh adat, tokoh masyarakat dan pegiat HAM mengedepankan dialog damai sebagai strategi utama untuk penyelesaian kekerasan, sekaligus pembuka jalan untuk isu pelanggaran HAM.

Ali mengimbau semua tokoh masyarakat, baik tokoh adat, tokoh agama, tokoh perempuan dan tokoh pemuda untuk tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu yang memecah belah kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Pemerintah Indonesia harus bersikap tegas terhadap pihak-pihak yang ingin memecah belah bangsa terutama melalui sikap memaksa untuk mengikuti ideologi yang berbeda,” kata Ali.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Produksi Sampah di Jogja masih Didominasi Bahan Organik, DLH Jogja Minta Masyarakat Terapkan Biopori

Mata Indonesia, Yogyakarta - Ketua Tim Penanganan Sampah, DLH Kota Jogja, Mareta Hexa Sevana, menyoroti dominasi sampah organik dalam produksi sampah di wilayahnya yang mencapai lebih dari 50 persen. Mareta menekankan pentingnya perhatian terhadap masalah ini, terutama dari rumah tangga di Kota Yogyakarta.
- Advertisement -

Baca berita yang ini