MATA INDONESIA, JAKARTA-Langkah Bursa Efek Indonesia (BEI) memfasilitasi perusahaan teknologi nasional untuk melantai di bursa melalui mekanisme penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) mendapat dukungan dari Indonesia Fintech Society (IFSoc).
Ketua Steering Committee IFSoc Mirza Adityaswara mengatakan siap mendukung langkah BEI untuk dapat mengakomodasi perusahaan teknologi berskala unicorn atau decacorn untuk melakukan IPO di papan utama.
Mirza menyampaikan sektor ekonomi digital berkembang pesat di Indonesia dengan hadirnya perusahaan-perusahaan teknologi, baik yang sudah mencapai skala unicorn maupun non unicorn.
“Jadi perusahaan-perusahaan digital ekonomi ini, mereka selama ini mengembangkan usaha untuk mendapatkan funding-nya dari private market, bukan dari publik,” ujarnya.
Di negara-negara maju, di dalam dua tahun terakhir terjadi fenomena menarik di mana pasar modal digerakkan secara signifikan oleh saham-saham teknologi.
Sementara itu, banyak investor global memiliki minat cukup tinggi untuk menyasar pasar Asia Tenggara, khususnya Indonesia yang memiliki pasar besar.
Oleh karena itu, lanjut Mirza, IPO perusahaan teknologi nasional memiliki arti strategis bagi arah ekonomi digital nasional termasuk membuka akses yang lebih luas dan likuid bagi investor global maupun nasional untuk menanamkan modal di perusahaan-perusahaan teknologi nasional.
Mirza menambahkan IFSoc juga mendukung inisiatif BEI yang telah menyediakan papan akselerasi untuk perusahaan rintisan atau startup non unicorn untuk juga dapat melakukan IPO.
“Hal ini perlu terus didorong karena bisa menjadi solusi bagi perusahaan-perusahaan startup nasional untuk mendapatkan akses pendanaan yang lebih terbuka baik pada investor global maupun nasional,” katanya.