MATA INDONESIA, JAKARTA – Kementerian Pertanian RI menyebut nilai ekspor porang pada tahun 2020 mencapai sebesar Rp 923,6 miliar hingga menjadikan komoditas tersebut ditetapkan sebagai mahkota masuk dalam program gerakan tiga kali lipat ekspor (Gratieks).
“Porang menjadi pilihan Presiden Joko Widodo sebagai komoditas andalan baru di Indonesia, khususnya dalam rangka membuat alur ekspor yang beragam dan lebih optimal ke manca negara,” ujar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat mengunjungi industri pengolahan porang di PT Asia Prima Konjac di Desa Kuwu, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Jumat 13 Agustus 2021.
Kedatangannya guna mempersiapkan peresmian yang akan dilakukan Presiden Jokowi untuk industri lanjutan yaitu beras porang.
Sesuai data, komoditas porang tersebut diekspor ke berbagai negara, seperti Cina, Thailand, Taiwan, Vietnam, Myanmar, Jepang, dan beberapa negara yang lain. Adapun porang yang diekspor dalam bentuk “chip” dan tepung porang.
Melihat potensi itu, Kementerian Pertanian bersama pemerintah daerah dan pelaku usaha terus memperbaiki alur budidaya porang yang lebih maju hingga proses pengolahan pascapanen.
Bahkan, saat ini industri pengolahan porang PT Asia Prima Konjac di Kabupaten Madiun telah berhasil memproduksi beras porang yang merupakan calon komoditas ekspor andalan.
Keberadaan porang tersebut didukung oleh kondisi Indonesia yang merupakan negara tropis sehingga sangat spesifik memiliki kemampuan untuk pembudidayaan porang.
“Porang menjadi komoditas negara tropis, spesifiknya Indonesia. Dan, Bapak Presiden mau melihat itu, utamanya industri pengolahan porang di Kabupaten Madiun,” kata dia.
Selain itu, untuk melindungi plasma nutfah, tidak diperkenankan untuk ekspor benih dan umbi porang. Karenanya, untuk menggairahkan petani porang, Kementan juga memberikan bantuan bibit, pupuk, dan pendampingan kepada petani setempat. Selanjutnya, pemerintah juga menyediakan fasilitas pinjaman modal dengan bunga rendah melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).