Kolaborasi Apkam Siapkan Pengamanan Maksimal ISF Jakarta

Baca Juga

Jakarta – Indonesia gelar International Sustainability Forum (ISF) 2024 berlokasi di berlokasi di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta Pusat pada 5-6 September 2024. Menjelang acara besar ISF 2024, kolaborasi antara Aparat Keamanan (Apkam) dan berbagai pihak terkait telah memulai persiapan intensif untuk memastikan pengamanan yang maksimal.

Dikarenakan adanya kunjungan kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada 3-6 September 2024, maka Operasi Tribata Jaya akan berlangsung selama enam hari, mulai 2 hingga 7 September 2024. Dimana, selain mengamankan kunjungan Paus, operasi ini juga akan menjaga kelancaran International Sustainability Forum (ISF) 2024 yang diadakan di Jakarta Convention Center (JCC).

Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, menyatakan bahwa personel yang terlibat terdiri dari 1.077 personel Mabes Polri dan 3.443 personel Polda Metro Jaya.

“Setiap rangkaian kegiatan, baik pra, pada saatnya nanti, maupun pascakegiatan tersebut, Polri akan mengamankan kunjungan atau kedatangan tersebut,” kata Trunoyudo.

Sementara itu, Plt. Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menyoroti pentingnya peran BMKG dalam memberikan informasi cuaca yang akurat guna mendukung kelancaran acara international sustainability forum yang akan diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC), prediksi cuaca yang positif diharapkan dapat mendukung kegiatan pelaksanaan dengan lancar dan aman.

“Berdasarkan data kami pada tanggal tersebut cuaca cerah sampai cerah berawan meskipun nantinya ada anomali yang dapat berubah,” kata Dwikorita dalam pertemuan rapat koordinasi ISF dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan.

Sebagai upaya antisipasi agar acara berjalan lancar dan aman BMKG akan persiapkan Operasi Modifikasi Cuaca.

“Kami siap mendukung penuh, dan apabila ada kesempatan, kami mengundang pihak terkait untuk berkunjung ke markas BMKG, dimana kami akan menunjukan data data yang lengkap dan akurat”, tegasnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa ISF 2024 mencakup lima pilar utama yang diperlukan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan

“Lima pilar utama yang diperlukan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan yakni transisi energi, industri hijau, keanekaragaman hayati dan konservasi alam, kehidupan berkelanjutan, dan ekonomi biru,” jelasnya.

Forum ini juga mencakup penggerak utama pembangunan berkelanjutan di bidang finansial & non-finansial yang mencakup Green Finance & Carbon Pricing, Teknologi, sumber daya manusia, serta kebijakan & kolaborasi internasional, yang diperkirakan menjadi konferensi sustainability terbesar di Indonesia dan dunia, akan menghadirkan pemangku kebijakan, ahli, serta investor dari seluruh dunia untuk membahas berbagai isu penting terkait keberlanjutan dan ekonomi hijau

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Transformasi Ekonomi Indonesia: Swasembada Pangan dan Energi Jadi Prioritas Strategis

Di tengah kompleksitas situasi geopolitik dunia yang terus berkembang, Indonesia memposisikan program kemandirian pangan dan energi sebagai prioritas strategisnasional. Pemerintah menunjukkan keseriusan dalam memperkuat sektor pertanian dan energi terbarukan, sebagai bagian dari transformasi ekonomi menuju kemandirian dan penciptaan lapangan kerja berkelanjutan. Transformasi ekonomi Indonesia melalui program swasembada pangan dan energimerupakan wujud nyata dari cita-cita kemandirian bangsa yang telah lama didambakansejak era kemerdekaan. Program strategis ini tidak hanya bertujuan mengurangiketergantungan impor, tetapi juga menghidupkan kembali semangat berdikari yang menjadi fondasi kedaulatan nasional Indonesia.  Dalam konteks kemandirian bangsa, swasembada pangan dan energi menjadi pilar utama yang menentukan kemampuan Indonesia untuk berdiri tegak di tengah dinamikaglobal yang penuh ketidakpastian.  Swasembada bukan tujuan jangka pendek, tetapi fondasi kemandirian nasional. Pemerintah terus membangun visi jangka panjang yang mencakup ketahanan logistik, kedaulatan ekonomi, dan stabilitas nasional. Perspektif ini menegaskan bahwa program swasembada harus dipahami sebagai investasi strategis untuk generasi mendatang. Peter Abdullah, Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Segara Research Institute, memberikan perspektif mendalam mengenai pentingnya transformasi struktural ini bagimasa depan bangsa Indonesia. Menurut Peter Abdullah, upaya pemerintah untuk mewujudkan kemandirian bangsamelalui swasembada pangan dan energi merupakan langkah strategis dalammemperkuat ketahanan nasional, baik dalam situasi damai maupun krisis global. Pandangan ini menegaskan bahwa program swasembada bukan sekadar target produksi, melainkan investasi jangka panjang untuk stabilitas negara.  Ketahanan pangan dan energi bukan semata isu ekonomi, melainkan bagian daripertahanan negara. Dalam konteks ini, pemerintah mendorong penguatan sektordomestik agar Indonesia tidak bergantung pada impor dalam kondisi darurat. Strategi ini menjadi semakin relevan mengingat berbagai gejolak geopolitik yang kerapmempengaruhi rantai pasokan global. Peter Abdullah melihat upaya ini sebagaimomentum penting untuk mengubah paradigma pembangunan yang selama ini terlalubergantung pada sektor ekstraktif dan impor. Fokus pada transformasi ekonomi ini tidak hanya bertujuan mencapai swasembada, tetapi juga menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih resilient dan inklusif. Denganmemperkuat fondasi domestik, Indonesia diharapkan dapat mengurangi kerentananterhadap fluktuasi harga komoditas global dan shock ekonomi eksternal. Peningkatan produktivitas menjadi fokus utama dalam roadmap swasembada nasional. Pemerintah mulai membenahi sistem insentif agar petani memperoleh keuntungan yang layak, sekaligus menarik generasi muda kembali ke sektor pertanian. Langkah inidipandang krusial mengingat tantangan regenerasi yang dihadapi sektor pertanianIndonesia. Pemerintah mengedepankan keseimbangan antara harga yang terjangkau bagikonsumen dan pendapatan yang memadai bagi petani. Strategi ini diharapkan dapatmeningkatkan daya beli masyarakat perdesaan dan mendorong pertumbuhan ekonominasional yang lebih merata. Dukungan terhadap komoditas unggulan seperti beras terus diperkuat dalam program swasembada nasional. Pemerintah melihat potensi besar untuk mencapai swasembada, mengingat kapasitas panen Indonesia yang lebih tinggi dibanding negara-negara maju. Optimisme ini didukung oleh kondisi geografis dan iklim Indonesia yang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini