Klarifikasi Kementerian BUMN soal Direktur BTN Terpapar Radikalisme FPI

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA - Jagat media sosial mendadak gempar, setelah sebuah tangkapan layar atau screenshoot sebuah status di Facebook oleh akun Hirwandi Gafar viral. Status itu terindikasi berunsur radikal, soal gerakan 7 juta status yang pernah digaungkan kelompok Alumni 212, termasuk FPI.

Tangkapan layar itu digabungkan dengan profil atau curriculum vitae Direktur Bank Tabungan Negara (BTN) yang juga memiliki nama sama, yakni Hirwandi Gafar.

Paragraf pertama status Facebook Hirwandi bertulisan ajakan ‘gerakan 7 juta status’, yang dibuat pada 23 Mei 2017. Gerakan 7 juta status itu beberapa waktu lama sempat membanjiri medsos, yang diduga diinisasi kelompok pro khilafah, Alumni 212 hingga FPI.

“Gerakan 7 juta status. Kami percaya Ulama dan mendukung perjuangannya. Jangan dishare tapi di copy, agar tembus 7 juta. VIRALKAN!!! #Gerakan7jutastatus,” demikian status Hirwandi.

Screenshoot itu kemudian viral di Twitter dan banyak mendapat komentar dari netizen. Banyak juga yang mendukung Erick Thohir agar membersihkan radikalisme dari BUMN.

Merespons viralnya tangkapan layar itu, Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga menepis tuduhan yang menyebut Hirwandi terpapar radikalisme. Dia menegaskan Hirwandi tetap menjunjung Pancasila.

Arya menjelaskan Kementerian BUMN menilai Hirwandi dari sisi profesionalismenya. Dia menyebut Hirwandi mengetahui seluk-beluk BTN.

“Ideologinya masih Pancasila, dan kami lihat bahwa tinjauan kita masih profesionalnya. Di sisi itulah kita lihat. Dan cukup paham mengenai BTN selama ini,” ujar Arya, Sabtu 30 November 2019.

Berita Terbaru

Tol Baru, Tantangan Baru: Polisi Siapkan Strategi Hadapi Kepadatan di Jogja saat Nataru

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tol Jogja-Solo segmen Klaten-Prambanan dipastikan mulai beroperasi secara fungsional selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025. Kehadiran tol ini diperkirakan akan meningkatkan jumlah kendaraan yang masuk ke wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Untuk mengantisipasi kepadatan, polisi lalu lintas telah mempersiapkan sejumlah rekayasa lalu lintas.
- Advertisement -

Baca berita yang ini