MATA INDONESIA, KABUL – Taliban mengklaim telah mengendalikan sepenuhnya provinsi Panjshir, yakni kantong terakhir wilayah yang tetap berada di luar kekuasaan mereka.
Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid mengumumkan kemenangan bagi kelompok Islam tersebut. Dengan begitu, kelompok tersebut resmi menguasai seluruh Afghanistan.
Namun, juru bicara Front Perlawanan Nasional Afghanistan (NRF), Ali Maisam menepis pernyataan Taliban. Ia juga memastikan bahwa pihaknya akan tetap hadir di semua posisi strategis dan akan terus berjuang.
“Taliban belum merebut Panjshir. Saya menolak klaim Taliban,” kata Ali Maisam, juru bicara Front Perlawanan Nasional Afghanistan (NRF), kepada BBC, Senin, 6 September 2021.
“Perjuangan melawan Taliban & mitra mereka akan berlanjut sampai keadilan & kebebasan menang,” kata anggota kelompok tersebut dalam akun Twitter.
Gambar di media sosial menunjukkan pejuang Taliban di depan gerbang kompleks gubernur provinsi. Sebagaimana diketahui, Taliban menguasai Afghanistan mengambil alih kekuasaan pada 15 Agustus setelah runtuhnya pemerintah yang didukung Barat.
Panjshir, sebuah lembah pegunungan yang terjal, merupakan rumah bagi antara 150 ribu dan 200 ribu jiwa dan telah menjadi rumah bagi NRF, sebuah kelompok multi-etnis yang terdiri dari milisi dan mantan anggota pasukan keamanan Afghanistan.
Wilayah tersebut juga merupakan pusat perlawanan ketika Afghanistan berada di bawah pendudukan Soviet tahun 1980-an dan selama periode pemerintahan Taliban sebelumnya, antara 1996 dan 2001.
Pada Minggu (5/9), pemimpin NRF, Ahmad Massoud mengatakan bahwa ia terbuka untuk memasuki pembicaraan damai, saat ia meminta Taliban untuk mengakhiri serangan mereka.
Dalam sebuah posting di Facebook, Massoud mengatakan NRF, yang mencakup mantan anggota pasukan keamanan Afghanistan dan milisi lokal, akan siap untuk menghentikan pertempuran jika Taliban menghentikan serangan mereka.
Selama akhir pekan, NRF mengatakan juru bicaranya Fahim Dashti dan seorang komandan, Jenderal Abdul Wudod Zara, telah tewas dalam konflik tersebut. Sementara seorang jenderal terkemuka Taliban dan 13 pengawal juga dilaporkan tewas.
Namun, hingga saat ini jumlah korban tewas dari kedua pihak belum diketahui secara pasti.