Kivlan Zen Sebut SBY Licik dan Andi Arief Setan Gundul

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA-Mantan Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat Mayor Jenderal (Purnawirawan) Kivlan Zen menyebut bahwa Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) licik. Kivlan menuding SBY ingin Prabowo Subianto tidak jadi capres.

“Orang Partai Demokrat dan SBY nggak jelas kelaminnya, dia mau mencopot Prabowo supaya jangan jadi calon presiden dengan gayanya segala macam cara,” katanya.

Kivlan mengaku sangat memahami sifat mantan muridnya itu, yakni SBY. Dia tak ingin ada jenderal lain yang jadi presiden dan ingin dirinya sendiri. “Sampaikan saja bahwa SBY licik. Dia junior saya, saya yang mendidik dia dan pada tahun 2014 mendukung 01 waktu menang,” katanya.  

Pernyataan tersebut ia lontarkan saat menggelar demo di Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Kamis, 9 Mei 2019. Aksi ini hanya sebagai ungkapan mereka atas keadaan negara pasca pemilu 2019.

“Kami enggak urusan sama BPN. BPN mau melakukan langkah apa pun, mau menyampaikan kembali KPU ke DKPP, itu urusan dia,” katanya.

Tak hanya SBY, Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief juga kena semprot dirinya.  “Ya yang setan gundul itu dia, Andi Arief setan gundul, dia yang setan. Masa kita dibilang setan gundul,” ujar Kivlan

Sebelumnya, Andi Arief bercuit soal ‘setan gundul’ yang muncul di tengah perjalanan perjuangan Koalisi Indonesia Adil Makmur pengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Andi mengatakan ‘setan gundul’ itu memberikan masukan kepada Prabowo yang menurutnya sesat.

Andi mengatakan Partai Demokrat hanya ingin melanjutkan koalisi dengan partai-partai politik pengusung Prabowo-Sandi, yakni Gerindra, PAN, PKS, dan Berkarya, serta rakyat, bukan ‘setan gundul’. Jika si ‘setan gundul’ masih hadir, Andi mengancam Demokrat bakal memilih jalan sendiri.

Berita Terbaru

Peran Sentral Santri Perangi Judol di Era Pemerintahan Prabowo-Gibran

Jakarta - Kalangan santri dianggap menjadi salah satu elemen bangsa yang mampu terlibat aktif dalam pemberantasan Judi Online yang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini