MATA INDONESIA, NEW JERSEY – Pria asal Amerika Serikat, Marc Lewitinn menjadi orang paling lama terpapar Covid-19. Dia dinyatakan positif sejak Maret 2020.
Lewitinn dibawa ke rumah sakit oleh putranya, Albert pada Maret 2020. Saat itu, kondisi rumah sakit sangat ramai dimana semua dokter menggunakan pakaian hazmat di tengah munculnya Covid-19.
Butuh waktu berjam-jam bagi dokter untuk memeriksa kondisi Lewitinn. Setelah diperiksa, dia dinyatakan positif Covid-19. Enam hari kemudian, tingkat oksigennya turun drastis. Dokter memutuskan untuk mengintubasinya dimana tabung pernapasan dimasukkan melalui mulut atau hidung. Dia juga dibuat koma.
Saat itu dokter memprediksi Lewitinn hanya bisa bertahan beberapa hari saja. Di awal-awal pandemi, tingkat kelangsungan hidup untuk pasien Covid yang diintubasi adalah sekitar 50 persen, dan itu termasuk orang-orang yang lebih muda dan lebih sehat daripada Lewitinn.
“Kami meminta ayah kami untuk berjuang. Kami tidak mengucapkan selama tinggal. Kami bilang pada dia untuk terus berjuang dan akan baik-baik saja,” ujar Albert, dikutip dari NY Times.
Kondis Lewitinn akhirnya membaik tapi dia masih terlalu lemah jika ventilatornya dicabut. Setelah enam bulan, dia dibangunkan dari koma dan dipindahkan ke rumah sakit lain. Setelah 850 hari menggunakan ventilator, Lewitinn akhirnya meninggal dunia pada 23 Juli 2022 di Palisades Medical Center di North Bergen, New Jersey.
Meskipun tidak ada statistik komprehensif untuk berapa lama pasien Covid bertahan hidup dengan ventilasi, para ahli medis mengatakan bahwa Lewitinn mungkin memegang rekor tersebut. Sebelumnya, ada seorang pasien dari Alabama di tahun 2021 ketika dia berhasil sembuh setelah dirawat 187 hari.