MATA INDONESIA, WASHINGTON – Pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa penumpukan pasukan Rusia di sepanjang perbatasannya dengan Ukraina plus pasokan darah untuk yang terluka, mengindikasikan bahwa Moskow siap melakukan invasi.
Pengungkapan oleh para pejabat, yang berbicara dengan syarat anonim, menambah kekhawatiran AS yang berkembang bahwa Rusia dapat mempersiapkan invasi baru ke Ukraina karena telah mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di dekat perbatasannya.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Barat belum menanggapi tuntutan keamanan utama Moskow dalam krisis di bekas negara Soviet itu. Namun, ia mengatakan bahwa pihaknya siap untuk terus berdialog dan memastikan bahwa serangan tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
Pejabat AS mengatakan bahwa indikator seperti suplai darah sangat penting dalam menentukan apakah Moskow akan siap untuk melakukan invasi, jika Putin memutuskan untuk melakukannya.
Seorang pejabat kepresidenan Prancis mengungkapkan, Presiden Putin dalam panggilan teleponnya dengan Macron, telah menggarisbawahi bahwa dia tidak ingin situasi menjadi lebih intensif.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov menegaskan Moskow tidak menginginkan perang. Dan Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev yang memastikan bahwa Moskow bukanlah negara arogan.
“Perhatian tertuju pada fakta bahwa balasan AS dan NATO tidak mempertimbangkan kekhawatiran utama Rusia,” kata Kremlin tentang percakapan Putin dengan Macron, melansir Reuters, Minggu, 30 Januari 2022.
Amerika Serikat dan NATO mengatakan beberapa tuntutan Rusia tidak dimulai tetapi juga membiarkan pintu terbuka untuk dialog.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan aliansi militer Barat mengawasi dengan cermat saat Rusia memindahkan pasukan dan senjata ke Belarus untuk menggelar latihan.
Ia mengatakan NATO siap untuk meningkatkan kehadiran pasukannya di Eropa timur jika Rusia mengambil tindakan agresif lebih lanjut terhadap Ukraina, dan memperingatkan bahwa serangan Rusia dapat mengambil banyak bentuk termasuk serangan dunia maya, percobaan kudeta atau sabotase.
“Dari pihak NATO kami siap untuk terlibat dalam dialog politik. Tapi kami juga siap untuk merespon jika Rusia memilih konfrontasi konflik bersenjata,” kata Stoltenberg di Brussel.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan AS tetap fokus untuk melawan disinformasi Rusia, termasuk apa pun yang dapat digunakan sebagai dalih untuk menyerang Ukraina.
“Meskipun kami tidak percaya bahwa Presiden Putin telah membuat keputusan akhir untuk menggunakan kekuatan ini melawan Ukraina, dia jelas sekarang memiliki kemampuan itu,” kata Austin.
“Ada beberapa pilihan yang tersedia untuk (Presiden Putin) termasuk perebutan kota dan wilayah penting, tetapi juga tindakan pemaksaan dan tindakan politik provokatif seperti pengakuan wilayah yang memisahkan diri,” sambungnya.