Khawatir Birokrasinya Tak Bisa Efisien, Presiden Ini Akan Potong Jumlah Pegawai Pemerintah

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Khawatir organisasi pemerintahannya tidak bisa efisien, Presiden Korea Selatan (Korsel) yang baru, Yoon Suk-yeol berrencana memotong jumlah pegawainya.

Hal itu diungkapkan Menteri Keuangan sekaligus Deputi Perdana Menteri Choo Kyung-ho, Jumat 29 Juli 2022.

Apalagi, reformasi birokrasi merupakan janji kampanye Yoon Suk-yeol yang baru menjabat Mei lalu.

Sebagaimana dilansir Reuters, awal Juli ini, Yoon Suk-yeol akan memotong pengeluaran pemerintahan dengan agresif dan menjual aset non-inti pada perusahaan swasta.

Pengumuman Choo disampaikan di hari yang sama jajak pendapat Gallup Korea merilis survei dengan hasil dukungan pada Yoon menurun dari 32 persen pekan sebelumnya menjadi 28 persen.

Menurut Choo terdapat 350 organisasi publik yang mempekerjakan 449 ribu orang pada akhir Mei ini.

Pada akhir tahun 2021 negara harus menanggung 583 triliun won untuk membayar atau naik 34 persen dan 17 persen dalam lima tahun terakhir.

Saat ini, masyarakat dan pakar khawatir akan terjadi ketidaksesuaian antara ekspansi organisasi publik yang cepat dengan efisiensi dan keuntungan yang didapat negara.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Respon Cepat Pemerintah Kunci Keberhasilan Hadapi Karhutla

Oleh: Ricky Rinaldi Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan salah satu bencana ekologis yang kerapmenjadi ancaman serius di Indonesia, terutama saat musim kemarau tiba. Namun, tahun 2025 ini, Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengendalikan karhutla berkat respon cepatdari pemerintah, khususnya pemerintah daerah. Keberhasilan ini bukan hanya hasil kebetulan, melainkan buah dari sinergi lintas sektor, kesiapsiagaan, serta kerja kolaboratif antara berbagaielemen seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, Manggala Agni, damkar, dan masyarakat. Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, menyampaikan bahwa langkah cepat dan sigapmenjadi kunci utama dalam mengendalikan karhutla sebelum api meluas dan sulit dikendalikan. Ia menekankan pentingnya pemadaman sejak api masih kecil agar tidak berkembang menjadikebakaran besar. Ia juga mengingatkan semua pihak agar tetap waspada menghadapi musimkemarau dan tidak lengah dalam menjaga kesiapsiagaan. Sikap proaktif ini terbukti efektif, seperti yang terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Karhutla yang melanda kawasan perbukitan Harau berhasil dikendalikan meskipunmenghadapi medan geografis yang sulit, yakni bukit terjal berbatu. Hanya sekitar dua hektarelahan yang terbakar berkat kerja cepat tim gabungan. Hal serupa terjadi di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, di mana karhutla seluas 10 hektare berhasil ditangani tanpa meluas lebih jauh. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran aktif pemerintah daerah dan tim tanggap darurat di lapangan. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini