MINEWS.ID, JAKARTA – Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh terus melakukan akrobat politik menjelang pembentukan kabinet terbaru Presiden Joko Widodo. Padahal menteri-menteri dari partai itu sering mendapat teguran Presiden bahkan pernah diganti karena sejumlah masalah yang membuat kinerja kabinet buruk.
Bahkan, satu menterinya yaitu Ferry Mursyidan Baldan pernah diganti karena dinilai lamban saat menjabat Menteri Agraria dan Tata Ruang.
Kini tinggal tiga anggota Kabinet Kerja berasal dari Nasdem, namun mereka juga sudah langganan ditegur Jokowi. Mereka adalah Siti Nurbaya Bakar selaku Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Enggartiasto Lukita yang menjabat Menteri Perdagangan serta Jaksa Agung Prasetyo.
Siti Nurbaya terbukti tidak cemerlang menyelesaikan pembakaran lahan dan hutan yang masih tahun ini. Selain itu, Presiden RI Joko Widodo sudah sering menegur Siti karena kinerjanya mengelola lingkungan hutan untuk kesejahteraan masyarakat sekitarnya monoton dan menggunakan pola lama.
Jokowi menilai Siti tidak memiliki terobosan strategi pengelolaan hutan. Sedangkan orientasinya masih pola lama yaitu sekadar membuat proyek.
Sementara dosa terbesar Enggartiasto Lukita adalah terus melebarnya masalah klasik APBN Indonesia yaitu defisit neraca perdagangan kita.
Menurut Jokowi, perdagangan Indonesia masih didominasi impor, karena kinerja ekspor kita yang tidak bisa lebih besar lagi. Itu membuatnya terheran-heran.
Sejak Januari-Mei defisit itu mencapai 2,14 miliar dolar AS dan terbesar dipicu oleh impor migas.
Jokowi bahkan mengetahui masalah besarnya adalah masih sedikit insentif dari pemerintah kepada para eksportir.
Setidaknya, Jokowi sudah empat kali mengingatkan bahaya defisit neraca perdagangan tersebut.
Hal yang paling jelas terrekam publik adalah ketegangan antara Kepala Bulog dengan Menteri Perdagangan akibat impor beras besar-besar. Padahal, gudang-gudang Bulog dipenuhi stok beras.
Soal Jaksa Agung Muhammad Prasetyo, publik dikagetkan dengan pernyataan keras Jokowi yang tidak akan menunjuk pejabat dari partai politik untuk posisi tersebut.
Sebelumnya memang hampir tidak terdengar masalah yang tidak selesai di tangan Prasetyo. Sepanjang karir Prasetyo memang tidak terdengar kasus besar yang strategis ditangani Kejaksaan Agung.
Parahnya, justru banyak jaksa tertangkap tangan karena kasus korupsi di zaman Prasetyo. Setidaknya lima jaksa telah menjadi tersangka di era Prasetyo. Terbaru menimpa jaksa Kejari Kota Yogyakarta yang menjadi anggota TP4D.
Semua jabatan ada tanggung jawabnya….
Seorang Menteri Bukan hanya pada Presiden, DPR, KPK, sejawat, bawahan, dan warga negara….
Tapi juga ada tanggung jawab kepada Sang Pencipta….
Bukan berarti menteri yang tidak pernah ditegur, dia sudah hebat…..
Maka gunakanlah jabatan itu untuk mendapatkan pahala, karena jujur dan memberi manfaat
memang menteri ling.hidup dan kehutanan gk bakalan busa tanggulangi kebakaran hutan …bisa2 kedepan makin parah ….nanti musim hujan bencana tanah longsor …mengancam.