Ketika ‘Reggae’ MAN Menceritakan Perpisahan lewat Nemo

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Mengkampanyekan nilai-nilai kemanusiaan dan budaya melalui lantunan lagu, Why not? Hal itulah yang dilakukan Rival Himran bersama band Folk Reggae-nya yang bernama MAN.

‘Nemo’ adalah salah satu single andalan MAN. Rival mengatakan, proses pembuatan single tersebut tak mudah. Single ini mulai digarap sejak tahun 2015 dan butuh waktu hampir satu tahun untuk menyelesaikannya.

“Lagunya dibuat 2015. Arrange-nya yang lumayan lama karena beberapa kali rombak,” katanya, saat berkunjung ke redaksi Mata Indonesia, Kamis 23 Januari 2020.

Menurut bassis band reggae Steven and Coconut ini, lagu tersebut yang akhirnya rilis pada tahun 2016. Intinya, Nemo mengisahkan tentang perpisahan.

“Lagu ini menceritakan tentang kehilangan seseorang. Jadi mengingatkan kalo kita bakal kehilangan orang yang kita sayangi,” katanya.

Rival pun menyebut, lewat ‘Nemo’ juga tersirat pesan bahwa kematian adalah sesuatu yang pasti dan setiap manusia tentu akan melewatinya.

Jika orang awam mendengar lagu ini pertama kali, pasti akan mengira bahwa bahasa yang digunakan dalam lirik adalah bahasa asing.

Namun sebenarnya lirik dalam lagu Nemo diambil dari bahasa ibu Rival, yaitu Bahasa Kaili, Sulawesi Tengah.

“Nemo itu bahasa Kaili, yang artinya jangan,” katanya.

Rival juga mengungkapkan bahwa saat ini timnya sedang disibukan dengan pengerjaan lagu yang akan dijadikan sebagai soundtrack film dari Kemendikbud yang berjudul ‘Bumi tadulako’.

Film tersebut mengisahkan tentang gempa bumi di Palu beberapa waktu lalu. Selain ‘Nemo’, ada beberapa single yang masuk dalam daftar soundtrack film tersebut yaitu ‘Bumi Tadulako’, ‘Negeri Ini Kucinta’ dan ‘Mars Masa Depan’. (Kris/Anis Fairuz)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini