Keterbukaan Bantu Pulihkan Kinerja Perekonomian Nasional

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Keterbukaan ekonomi yang lebih luas dapat membantu pemulihan kinerja perekonomian nasional yang terdampak pandemi covid-19. Hal itu dikatakan oleh Kepala Penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Felippa Ann Amanta.

“Indonesia perlu memastikan sistem hukum dan usahanya dapat mendukung perkembangan bisnis lewat kepastian hukum dan juga regulasi yang sederhana,” katanya di Jakarta, Selasa 14 September 2021.

Felippa menilai perlunya kebijakan yang fokus pada fasilitasi perdagangan bebas, investasi asing langsung serta pengembangan industri bernilai tambah agar kegiatan ekonomi dapat makin bergerak.

“Pandemi mempengaruhi jumlah penanaman modal asing (PMA) secara global. Indonesia perlu bersaing lebih keras dibanding negara lain untuk bisa menarik modal asing, terutama dengan menunjukkan komitmen kepada keterbukaan ekonomi,” katanya.

Untuk itu, ia mengharapkan pelaksanaan UU Cipta Kerja dan peraturan turunan serta harmonisasi dengan kerangka regulasi lain dapat dilakukan untuk mewujudkan keterbukaan ekonomi dan meningkatkan daya saing di pasar global.

Selain itu, Felippa juga menekankan pentingnya reformasi regulasi untuk menarik investasi serta adanya upaya lain untuk kemudahan akses serta kemitraan dagang internasional yang kuat.

“Indonesia juga perlu meningkatkan negosiasi perdagangan, memanfaatkan skema kerja sama bilateral, multilateral serta regional, dan menurunkan hambatan-hambatan perdagangan. Hambatan non-tarif dan juga regulasi yang tidak bersahabat dengan open trade seringkali menjadi penghalang kemajuan,” katanya.

Pemerintah, kata dia, perlu mengembangkan industri bernilai tambah, terutama di sektor pengolahan dan manufaktur, untuk mendukung upaya pemulihan ekonomi, bukan saja dengan memacu kinerja neraca perdagangan, tetapi juga meningkatkan daya saing produk Indonesia.

Dirinya mengingatkan pentingnya untuk meningkatkan kinerja industri nasional untuk mendukung pemulihan ekonomi, terutama pada sektor yang mengalami pertumbuhan positif.

“Namun pengembangan industri bernilai tambah juga sangat dekat dengan adanya peningkatan nilai impor karena tidak semua bahan baku tersedia di Tanah Air terutama untuk sektor industri pengolahan dan manufaktur,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini