MINEWS.ID, JAKARTA – Setelah ganti Menteri Kesehatan barulah ketahuan membengkaknya tagihan BPJS Kesehatan karena banyak pelayanan berlebihan yang tidak sesuai literatur, termasuk dokter lebih suka memberi obat dibandingkan tindakan medis yang lebih efisien dan cepat.
“Salah satunya pelayanan penyakit jantung yang tagihannya sampai Rp 10,5 triliun,” kata Menteri Kesehatan Terawan Putranto di Jakarta.
Ternyata pengobatan penyakit jantung selama ini lebih banyak melalui obat-obatan. Padahal, menurut Terawan, review dari banyak jurnal kesehatan menyebutkan pemberian obat-obatan tidak efisien dibandingkan dengan stent, operasi dan tindakan medisnya.
Menteri Kesehatan seperti dikutip Jumat 22 November 2019 menegaskan, jika hal tersebut bisa diperbaiki mungkin tagihannya bisa turun hingga 50 persen. Dalam kasus tagihan penyakit jantung misalnya bisa hemat hingga Rp 5 triliun.
Terawan menilai perlu ada upaya yang lebih preventif, promotif, dan edukasi pada masyarakat. Salah satunya menyiapkan sarana-sarana sehingga yang punya potensi untuk terjadi kematian bisa diturunkan.
Menteri Kesehatan juga mengingatkan, penduduk Indonesia bukan hanya di Jakarta. Khusus di daerah terpencil, Terawan akan memikirkan pendirian pusat-pusat kesehatan. Opsinya termasuk penggunaan alat-alat canggih seperti drone dan sejenisnya.